ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA BENIH IKAN KERAPU CANTANG (Epinephelus sp.) DARI KOLAM PENDEDERAN BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BPBAP) SITUBONDO, JAWA TIMUR
Downloads
Usaha budidaya ikan kerapu mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan. Perkembangan produksi ikan kerapu cantang (Epinephelus sp.) menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan peningkatan produksi rata-rata dari tahun 2010-2014 sebesar 9,61%. Kendala yang sering dihadapi pada kegiatan budidaya ikan kerapu adalah terjadinya serangan bakteri, salah satunya bakteri patogen. Serangan bakteri patogen menimbulkan penurunan kualitas dan tingkat produksi pada usaha pembenihan maupun pendederan ikan kerapu, bahkan kematian serta kegagalan panen dapat terjadi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016. Penelitian dilakukan di laboratorium Kesehatan dan Lingkungan BPBAP Situbondo dan di Laboratorium Bakteri Balai Karantina Ikan Kelas I Juanda, Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri pada benih ikan kerapu cantang di kolam pendederan BPBAP Situbondo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Data yang diperoleh dari penelitian isolasi dan identifikasi bakteri pada benih ikan kerapu cantang dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya bakteri pada benih ikan kerapu cantang dari kolam pendederan Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur yaitu bakteri Vibrio alginolitycus, Vibrio harveyi dan Streptococcus iniae. Faktor terbesar yang mempengaruhi tertularnya bakteri pada benih ikan kerapu cantang antara lain adanya agen patogen dari pakan ikan rucah yang kualitasnya kurang bagus serta sifat kanibalisme ikan yang menyebabkan luka di permukaan tubuh ikan sehingga bakteri mudah masuk ke tubuh ikan dan menimbulkan infeksi.
Aprilia, T. 2008. Aplikasi Pengkayaan Rotifera dengan Asam Amino Bebas Untuk Larva Kerapu Bebek Cromileptes altivelis. Skripsi. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. hal 11.
Angka, S.L. 1990. The Pathology of The Walking Catfish, Clarias batrachus Infected Intraperitoneally with Aeromonas hydrophila. Asian Fish. Journal Sciences. 3:343-351
Azhar, F. 2011. Vibriosis pada Pendederan Ikan Kerapu Bebek Cromileptes altivelis di Pulau Payung Kepu- lauan Seribu. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. hal. 43. Balai Budidaya Air Payau. 2012. Ikan Kerapu Cantang Hibrida Antara Ikan Kerapu Cantang Macan Beti- na dengan Ikan Kerapu Kertang Jantan. Balai Budidaya Air Payau
Situbondo. http://bbapsitubondo.com. Diakses Tanggal 13 Januari 2016. hal. 6.
Buller, N.B. 2004. Bacteria from Fish and Other Aquatic: A Practical Identifi- cation Manual. CABI Publising CAB International Wallingford Oxford shire OX108DE. United Kingdom. pp. 161.
Cowan, S. T. 2003. Cowan and Steel's Manual for the Identification of Medical Bacteria, 2nd edn. Cam- bridge University Press, Cam- bridge. hal. 23.
Desrina, T. Arief, Ambariyanto dan S.Susiani. 2006. Uji Keganasan Bakteri Vibrio pada Ikan Kerapu Macan. Jurnal Ilmu Kelautan. 11(3) : 125
Hatmanti, A., A. Nuchsin dan Y. Darmayati. 2008. Studi Penyakit Bakterial pada Budidaya Ikan Ke- rapu dan Bakteri Penghambatnya di Perairan Teluk Lampung. Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(1): 51–58.
Hidayat, A. S. 2014. Isolasi dan Iden- tifikasi Bakteri Vibrio sp dari Ikan Kerapu Sunu (Plectropomus leo- parddus). Jurnal Teknosains. hal. 8.
Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. hal. 256.
Ismi, S., Y.N. Asih, dan D. Kusumawati. 2013. Peningkatan Produksi dan Kualitas Benih Ikan Kerapu Mela- lui Program Hibridisasi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tro- pis. hal. 333-342.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014. Laporan Kinerja Kemen- terian. Jakarta. hal.176.
Mursitorini, E dan P . Ramdhani. 2013. Penyakit Ikan Kerapu. Loka Peme- riksaan Penyakit dan Lingkungan. Direktorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Budidaya. hal. 4.
Nagazawa, K and E.R.C. Lacierda. 2004. Disease Cultured Groupers. South- east Asian Fisheries Development Center Aquaculture Department. Government of Japan Trust Fund. pp. 19.
Rahayu, A.M. 2009. Keragaman dan Keberadaan Penyakit Bakterial dan Parasitik Benih Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) di Karamba Jaring Apung Balai Sea Farming Kepulauan Seribu. Skrip- si. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Jakarta. hal. 25.
Novriadi, R. 2014. Penyakit Ikan Air Laut di Indonesia. Kementerian Kelau- tan dan Perikanan, Direktorat Jen- deral Perikanan Budidaya, Direk- torat Kesehatan Ikan dan Lingku- ngan. hal.28.
Shafrudin, D., Yuniarti dan M. Setiawati, 2006. Pengaruh Kepadatan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.) terhadap Produksi Pada Sistem Bu- didaya dengan Pengendalian Nitro- gen Melalui Penambahan Tepung Terigu. Jurnal Akuakultur Indo- nesia 5 (2) : 137-147.
Schubert, G. 1987. Fish Diseases a Complete Introduction. T.F.H. Publications Inc. USA. pp. 125.
Shickney, R. R., 2000. Encyclopedia of Aquaculture. John Wiley and Sons. Inc. pp. 418-421.
Susanti, M.N.I. 2010. Statistika Deskriptif dan Induktif. Graha Ilmu. Yogya- karta. hal. 122.
1. The copyright of this journal belongs to the Editorial Board, based on the author's consent, while the moral rights of the publication belong to the author(s).
2. The formal legal aspect of journal accessibility refers to the same Creative Common Attribution + Noncommercial + ShareAlike (CC BY-NC-SA), implying that publication can be used for non-commercial purposes in its original form.
3. Every publication (printed/electronic) is open access for educational, research and library purposes. In addition to the objectives stated above, the editorial board is not responsible for copyright infringement