PENGARUH KOMBINASI NaOH DAN SUHU BERBEDA TERHADAP NILAI DERAJAT DEASETILASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG KAMPAK (Atrina pectinata)
Downloads
Kerang kampak (Atrina pectinata) adalah jenis kerang komoditas perikanan Indonesia yang mengalami kenaikan permintaan tiap tahun. Kerang kampak yang dikonsumsi akan menghasilkan limbah padat berupa cangkang. Secara umum, limbah cangkang kerang memiliki kandungan kitin yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut menjadi produk bernilai tinggi yaitu kitosan. Salah satu paramerter penentu kualitas kitosan adalah nilai derajat deasetilasi. Nilai derajat deasetilasi dipengaruhi oleh konsentrasi NaOH dan suhu yang digunakan pada proses deasetilasi. Semakin tinggi konsentrasi NaOH dan suhu yang digunakan, semakin tinggi nilai derajat deasetilasi. Akan tetapi, konsentrasi alkali dan suhu yang terlalu tinggi dapat menurunkan rendemen kitosan serta menyebabkan depolimerasi dan degradasi polimer. Kombinasi konsentrasi NaOH dan suhu proses yang tepat akan menghasilkan kitosan dengan nilai derajat deasetilasi yang tinggi dan mutu yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dan perlakuan terbaik dari kombinasi NaOH dan suhu berbeda terhadap nilai derajat deasetilasi kitosan yang dihasilkan dari cangkang kerang kampak. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua kombinansi faktor perlakuan yaitu konsentrasi NaOH (50%, 55% dan 60%) dan suhu (100oC dan 130oC) dengan tiga kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi NaOH dan suhu pada proses deasetilasi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai derajat deasetilasi kitosan. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa deasetilasi menggunakan perlakuan kombinasi NaOH 55% dan suhu 100oC merupakan perlakuan yang cukup baik untuk menghasilkan kitosan dari cangkang kerang kampak yang menghasilkan nilai derajat deasetilasi sebesar 71,70%, rendemen sebesar 47,25%, kadar abu sebesar 84,32% dan kadar air sebesar 0,25%.
Apriani, L., Iskandar, G. M., dan Said, M. 2012. Pengaruh Variasi Konsen- trasi NaOH terhadap Nilai Derajat Deasetilasi pada Pembuatan Chito- san dari Cangkang Kulit Kepiting. Jurnal Teknik Kimia, 1 (18) : 35- 40.
Azhar, M., Efendi, J., Syofendi, E., Lesi, R. M., dan Novalina, S. 2010. Pe- ngaruh Konsentrasi NaOH dan KOH terhadap Derajat Deasetilasi Kitin dari Limbah Kulit Udang. Eksakta, 1 : 1-8.
Badan Standardisasi Nasional. 2006a. Cara Uji Kimia - Bagian 1: Penentuan Kadar Abu pada Produk Perikanan SNI 01-2354.1-2006. BSN. Jakarta. 4 hal.
Badan Standardisasi Nasional. 2006b. Cara Uji Kimia - Bagian 2: Penen- tuan Kadar Air pada Produk Peri- kanan SNI 01-2354.2-2006. BSN. Jakarta. 4 hal.
Badan Standardisasi Nasional. 2013. Kitosan Syarat Mutu dan Pengola- han SNI 7949: 2013. BSN. Jakarta. 8 hal.
Cakasana, N., Suprijanto, J., dan Sabdono, A. 2014. Aktivitas Antioksidan Ki- tosan yang Diproduksi dari Cang- kang Kerang Simping (Amusium sp.) dan Kerang Darah (Anadara sp.). Journal of Marine Research, 3
(4) : 395-404.
Fauzan, A. 2001. Pengaruh Konsentrasi
NaOH dan Suhu Proses terhadap Derajat Deasetilasi Kitosan. Skrip- si. Institut Pertanian Bogor. 60 hal.
Hargono., Abdullah., dan Sumantri, I. 2008. Pembuatan Kitosan dari Lim- bah Cangkang Udang serta Apli- kasinya dalam Mereduksi Koleste- rol Lemak Kambing. Reaktor, 12 (1) : 53-57.
Hastuti, B., dan Tulus, N. 2015. Sintesis kitosan dari Cangkang Kerang Bulu (Anandara inflata) sebagai Adsorben Ion Cu2+. Artikel Ilmiah Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia. 10 hal.
Liu, D., Wei, Y., Yao, P., and Jiang, L. 2006. Determination of Degree of Acetylation of Chitosan by UV Spectrophotometry Using Dual Standards. Carbohydrate Research, 341 : 782-785.
Mastuti, E. W. 2005. Pengaruh Konsen- trasi NaOH dan Suhu Pada Peroses Deasetilasi Kitin dari Kulit Udang. Ekuilibrum, 4 (1) : 21-25.
Rinaudo, M. 2006. Chitin and Chitosan: Properties and Applications. Prog- ress in Polymer Science, 31 : 603- 632.
Rochima, E. 2015. Pemanfaatan Limbah Kitin Rajungan Lokal untuk Pro- duksi Kitosan: Upaya Mening- katkan Kesejahteraan Nelayan di Pesisir Cirebon. http://pustaka.unpad.ac.id/wp- content/uploads/2015/10/Pemanfaa tan-Limbah-Kitin-Rajungan- Lokal.pdf. 9 Februari 2016. 17 hal.
Rokhiati, N. 2006. Pengaruh Derajat Dea- setilasi Khitosan dari Kulit Udang terhadap Aplikasinya sebagai Pe- ngawet Makanan. Reaktor, 10 (2) : 54-58.
Sinardi., Soewondo P., dan Notodarmojo, S. 2013. Pembuatan, Karakterisasi, dan Aplikasi Kitosan dari Cang- kang Kerang Hijau (Mytulus virdis
linneaus) sebagai Koagulan Penjer- nih Air. Konferensi Nasional Tek- nik Sipil, 7 : 33-38.
Subagiyo, H., and Widagdo, S. 2014. Diversity of Fisheries Resources and Fishing Gear Ownerships on Fishing Capture at Surabaya Coas- tal Waters Indonesia. The Inter- national Journal Of Engineering And Science, 3 (8) : 2319-1805.
Sulistyoningrum, R. S., Suprijanto, J., dan Sabdono, A. 2013. Aktivitas Anti- bakteri Kitosan dari Cangkang Ke- rang Simping pada Kondisi Ling- kungan yang Berbeda : Kajian Pemanfaatan Limbah Kerang Sim- ping (Amusium sp.). Journal of Marine Research, 2 (4) : 111-117.
Tanasale, M. 2010. Kitosan Berderajat Deasetilasi Tinggi: Proses dan Karakterisasi. Seminar Nasional Basic Science, 2 : 187-193.
Wahyuni, S., Asnani., dan Nur I. 2008. Kajian Analisis Limbah Hasil Deproteinasi dan Demineralisasi pada Pembuatan Kitosan dari Kerang Abalone (Haliotis asiniar) Lokal. Warta Wiptek, 16 : 123-127.
Zakaria, Z., Izzah, Z., Jawaid, M., and Hassan, A. 2012. Effect of Degree of Deacetylation of Chitosan on Thermal Stability and Compatibi- lity of Chitosan Polyamide Blend. Bioresources 7 (4) : 5568-5580.
1. The copyright of this journal belongs to the Editorial Board, based on the author's consent, while the moral rights of the publication belong to the author(s).
2. The formal legal aspect of journal accessibility refers to the same Creative Common Attribution + Noncommercial + ShareAlike (CC BY-NC-SA), implying that publication can be used for non-commercial purposes in its original form.
3. Every publication (printed/electronic) is open access for educational, research and library purposes. In addition to the objectives stated above, the editorial board is not responsible for copyright infringement