Analisis Kualitatif Kandungan Boraks pada Makanan di Wilayah Kota Banyuwangi

analisis kualitatif keamanan pangan pedagang boraks

Authors

  • Arifatul Nurlailia
    arifatul.nurlailia-2017@fkm.unair.ac.id
    Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, PSDKU Universitas Airlangga, Banyuwangi, Jawa Timur.
  • Lilis Sulistyorini Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.
  • Septa Indra Puspikawati Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, PSDKU Universitas Airlangga, Banyuwangi, Jawa Timur.
20 November 2021

Downloads

Latar Belakang: Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia sehingga makanan aman untuk dikonsumsi. Pengolahan suatu makanan tidak terlepas dari adanya bahan tambahan pangan yang merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam pangan. Salah satu bahan tambahan pangan yang dilarang penggunaanya adalah boraks karena sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam tubuh manusia.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara kualitatif kandungan boraks pada makanan yang dijual oleh pedagang yang ada di wilayah Kota Banyuwangi.

Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan pada bulan Februari tahun 2020 di Laboratorium Kesehatan Lingkungan PSDKU Universitas Airlangga Surabaya. Sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 15 makanan yang terdiri dari kerupuk, pentol, bakso, tahu walik dan cimol. Sampel didapatkan dari 15 pedagang makanan yang berbeda di daerah Kota Banyuwangi diantaranya wilayah Giri, Pakis, Glagah, Tukang Kayu, Sobo dan Kepatihan. Pengujian kandungan boraks ini dilakukan oleh mahasiswa Kesehatan Lingkungan yang salah satunya peneliti sendiri dengan menggunakan Test Kit Boraks.

Hasil: Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 15 sampel makanan yang dijual di wilayah Kota Banyuwangi sebanyak 10 sampel (66,7%) yaitu pada 5 sampel pentol, 3 sampel bakso serta satu sampel kerupuk dan tahu walik. Sementara sisanya yaitu 5 sampel (33,3%) yang negatif boraks diantaranya satu sampel kerupuk, 3 sampel bakso dan cimol.

Kesimpulan: Masyarakat harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi atau membeli makanan dengan memperhatikan ciri-ciri yang ada pada makanan dan sebaiknya pengawasan serta pembinaan terhadap pedagang makanan yang ada di wilayah Kota Banyuwangi lebih ditingkatkan.

Kata kunci: analisis kualitatif, keamanan pangan, pedagang, boraks

Most read articles by the same author(s)