Pemberian Diet Tinggi Energi dan Tinggi Protein pada Pasien dengan Penyakit Kolelitiasis Pasca Operasi Kolesistektomi: Sebuah Laporan Kasus

Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Kolelitiasis Kolesistektomi Proses Asuhan Gizi Terstandar Penyakit Tidak Menular

Penulis

December 12, 2024
Photo by Elena Leya on Unsplash

Unduhan

Latar Belakang: Kolelitiasis merupakan batu yang terbentuk di kantung empedu yang tersusun atas kolesterol, bilirubin, dan empedu. Adanya faktor risiko seperti kegemukan, gen, jenis kelamin wanita, pola hidup (kerap makan makanan berlemak), hamil, obat-obatan tertentu (estrogen, fibrat, analog somatostatin), statis kantung empedu, sindrom metabolik, diet ekstrim, puasa berkepanjangan, dan bedah bariatrik dapat meningkatkan terjadinya kolelitiasis. Tatalaksana kolelitiasis dapat dilakukan dengan kolesistektomi laparoskopi. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dilakukan dengan pemberian diet tinggi energi dan tinggi protein.

Tujuan: Untuk mengetahui pemberian tatalaksana asuhan gizi terstandar pada pasien kolelitiasis pasca operasi kolesistektomi dengan diet tinggi energi dan tinggi protein.

Metode: Studi kasus dilakukan secara langsung atau menggunakan data primer yang dilakukan pada bulan September 2023 pada pasien rawat inap stase bedah RS X Surabaya.

Hasil: Setelah dilakukan monitoring dan evaluasi selama tiga hari didapatkan hasil bahwa asupan zat gizi pasien fluktuatif dan belum memenuhi target (90 – 110% dari kebutuhan harian), namun sudah memenuhi 50% dari kebutuhan harian. Hal tersebut disebabkan karena pasien masih berada dalam Ebb Phase dan Flow Phase pasca operasi serta adanya rasa mual dan rasa tidak nyaman pada perut yang membuat nafsu makan pasien menurun. Sebaliknya, pemeriksaan fisik/klinis pasien meningkat dari hari ke hari. Hasil antropometri pasien juga menunjukkan bahwa tidak terjadi penurunan berat badan. Hasil laboratorium tidak dilakukan pemeriksaan ulang karena termasuk dalam kategori normal saat masuk rumah sakit.

Kesimpulan: Pemulihan kondisi pasien tidak terbilang cukup baik, hasil pemantauan asupan zat gizi masih menunjukkan perubahan yang fluktuatif, namun hasil fisik/klinis menunjukkan peningkatan. Pemeriksaan fisik/klinis tentang nyeri yang dialami pasien berangsur membaik akan tetapi belum pulih sepenuhnya. Domain antropometri juga sudah memenuhi target yaitu tidak terjadi penurunan berat badan. Domain biokimia tidak dilakukan monev karena termasuk dalam kategori normal. Secara keseluruhan, intervensi gizi yang diberikan tercapai 50% dari rekomendasi kebutuhan harian.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 > >>