PELATIHAN BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK SECARA AQUAPONIK MELALUI KEGIATAN IPTEK BAGI MASYARAKAT PADA PETERNAK LELE DI DESA LEBO KABUPATEN SIDOARJO

aquaponics organic vegetables caisim kale catfish farmers Lebo and Sidoarjo

Authors

10 June 2020

Downloads

In general, catfish farmers in Sidoarjo Regency, especially in Lebo Village use commercial floating pellets as feed. The use of this feed has several advantages, one of which is the rapid and uniform growth of fish. However, most of the catfish farmers complained about the small profits they received. These benefits are not comparable to the amount of energy and costs that have been incurred, thus threatening the sustainability of the breeder's business activities. Another problem faced by farmers is the rapid dirty water of the pool, so that the frequency of replacement of water increases, which in turn increases the cost of electricity. When the partner is late in replacing the pool water, it can cause catfish disease that is difficult to control. Dirty water also makes the growth of catfish disrupted because of decreased appetite. The solution offered through community service activities facilitated by the Community Science and Technology grant (IbM) is by conducting counseling, training and mentoring the cultivation of organic vegetables using the aquaponics method, preparation of simple bookkeeping, calculation of production costs, and product pricing strategies. Selected plants cultivated during the activity are mustard greens (caisim) and kale. Both of these vegetables are of interest to the surrounding community and are suitable to be planted in lowland areas such as Sidoarjo and have a short planting period (± 40 days). The output of this activity is in the form of improving the skills of partners in vegetable cultivation in an aquaponics manner, compiling simple bookkeeping, calculating production costs, and determining the selling



Abstrak

Pada umumnya para peternak lele di Kabupaten Sidoarjo, khususnya di Desa Lebo menggunakan pelet apung komersial sebagai pakan. Penggunaan pakan ini mempunyai beberapa keuntungan, salah satunya pertumbuhan ikan yang cepat dan seragam. Akan tetapi, sebagian besar para peternak lele mengeluh kecilnya keuntungan yang diperoleh. Keuntungan tersebut tidak sebanding dengan besarnya tenaga dan biaya yang telah dikeluarkan, sehingga mengancam keberlanjutan kegiatan usaha peternak. Permasalahan lainnya yang dihadapi peternak adalah cepat kotornya air kolam, sehingga frekuensi penggantian air meningkat yang pada akhirnya beban biaya listrik juga ikut meningkat. Bilamana mitra terlambat mengganti air kolam berakibat timbulnya penyakit pada ikan lele yang susah dikendalikan. Air yang kotor juga membuat pertumbuhan ikan lele terganggu karena nafsu makannya menurun. Solusi yang ditawarkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang difasilitasi dana hibah Ipteks bagi Masyarakat (IbM) adalah dengan melakukan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan budidaya sayuran organik dengan metode aquaponik, penyusunan pembukuan sederhana, penghitungan ongkos produksi, dan strategi penentuan harga produk. Tanaman terpilih yang dibudidayakan selama kegiatan adalah sawi hijau (caisim) dan kangkung. Kedua sayuran ini diminati masyarakat sekitar dan cocok ditanam di dataran rendah seperti Sidoarjo serta mempunyai masa tanam yang pendek (± 40 hari). Luaran kegiatan ini berupa peningkatan keterampilan mitra akan budidaya sayuran secara aquaponik, menyusun pembukuan sederhana, penghitungan ongkos produksi, dan penentuan harga jual produk yang menguntungkan mitra dan sesuai dengan keinginan konsumen, terjadinya efi siensi produksi berupa berkurangnya penggantian air, dihasilkannya produk baru berupa sayuran organik dan peningkatan pendapatan mitra.