KERIPIK SALAK VACUUM FRYING SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN PRODUK INOVATIF DI DAERAH AGROKLIMAT BANGKALAN MADURA

quality standard salak fruit technology vacuum frying

Authors

  • Dedin F Rosida
    dedin.tp@upnjatim.ac.id
    Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Indonesia
  • B Syehan Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Indonesia
  • Dedid Cahya Happyanto Jurusan Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Indonesia
  • F T Anggraeni Program Studi Informatika, Indonesia
  • Nur Hapsari Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Indonesia
29 June 2020

Downloads

Efforts to maintain the quality and storage of fruit is to process it into dry food. Fruit processing into chips needs to be technologically supported so that the quality of chips produced can be accepted by consumers. One way to produce healthy food without changing its original shape is to use vacuum frying technology. Using a vacuum frying, the result had better, the chips were not burnt, keep bright as the original colour and the vitamin content was not damaged. In this program produced salak chips with the characteristics of maximum moisture content of 9.9% ash content of 3.1 %, fat content of 24.1%, during storage for up to 6 weeks. The composition of salak chips was better with aluminium foil packaging than plastic. Salak chips produced still be the quality standards of fruit chips according to SNI 01-4306-1996, namely maximum moisture content of 22%, ash of 3% and fat of 25%.

Abstrak

Upaya mempertahankan mutu dan daya simpan buah adalah mengolahnya menjadi makanan kering. Pengolahan buah menjadi keripik perlu dukungan teknologi sehingga kualitas keripik yang dihasilkan dapat diterima konsumen. Salah satu cara untuk menghasilkan makanan sehat tanpa mengubah bentuk aslinya adalah dengan menggunakan teknologi penggorengan vakum. Penggunakan pengorengan vacuum, hasilnya akan lebih bagus, keripik tidak gosong, tetap cerah seperti warna aslinya dan kandungan vitamin dari buah olahan tidak rusak. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dihasilkan keripik buah salak dengan karakteristik kadar air maksimal 9.9% kadar abu sebesar 12.5% kadar lemak 24.1% selama penyimpanan sampai 6 minggu. Komposisi keripik salak ini lebih baik dengan kemasan aluminium foil daripada kemasan plastik. Keripik salak yang dihasilkan masih memenuhi Standar mutu keripik buah menurut SNI 01-4306-1996, yaitu kadar air maksimal 22%, kadar abu maksimal 3% dan kadar lemak maksimal 25%.