PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG MENGGUNAKAN PROBIOTIK UNTUK RUMINANSIA DI DESA WONGSOREJO DAN GOMBENGSARI KECAMATAN WONGSOREJO, KABUPATEN BANYUWANGI, JAWA TIMUR

beef cattle Wongsorejo Gombengsari Banyuwangi

Authors

  • Iwan Sahrial Hamid
    iwan-s-h@fkh.unair.ac.id
    Departemen Ilmu Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Indonesia
  • Faisal Fikri Departemen Ilmu Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Indonesia
  • Muhammad Thohawi Elziyad Purnama Departemen Ilmu Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, Indonesia
24 November 2021

Downloads

Abstract

The Banyuwangi Regency Government, through the Livestock Service Office, is very active in improving the community's economic level through the livestock sector. It is proven through a variety of dynamic population numbers in 2014 namely, 108,139 beef cattle. For this reason, it is necessary to get broad attention in terms of increasing the productivity of livestock. The success of increasing livestock productivity is determined by the factors of seed, feed, and management, while the largest component, which is 70%, comes from the feed factor. So far, it is rarely known that forage feed or additional feed in the form of tofu dregs or concentrate, is not completely digested in the small intestine but only about 60-70%, while the rest is excreted through feces and urine. For this reason, it is necessary to provide feed supplementation in the form of probiotics for ruminants containing several non-pathogenic microorganisms (bacteria) that can help increase feed digestibility. Probiotics can be defined as food supplements containing live microbes that have a beneficial effect on animals as their host through improving the balance of microflora in the digestive tract. Community service activities that have been carried out include the provision of probiotics for ruminants which are given directly to farmers by visiting the location of the beef cattle pen. The community service program is carried out for 5 months including counseling, training, evaluation, and cadre development. It can be concluded that there is an increase in cognitive, affective, psychomotor and substance aspects in the partner community.

Keywords: beef cattle; Wongsorejo; Gombengsari; Banyuwangi

 

Abstrak

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, melalui Dinas Peternakan sangat gencar dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat melalui sektor peternakan. Terbukti melalui beragam jumlah populasi dinamis pada tahun 2014 yakni, sapi potong 108.139 ekor. Untuk itu perlu mendapat perhatian yang luas dalam hal peningkatan  produktivitas hewan ternak. Keberhasilan peningkatan  produktivitas peternakan ditentukan oleh faktor bibit, pakan dan pengelolaan, sedangkan komponen terbesar yaitu sebesar 70 % berasal dari faktor pakan. Selama ini jarang diketahui  bahwa pakan hijauan maupun pakan tambahan berupa ampas tahu atau konsentrat, tidak seluruhnya dicerna dalam usus halus melainkan hanya sekitar 60-70 %,sedangkan yang sisanya dibuang lewat feses dan urine. Untuk itu  perlu dilakukan pemberian suplementasi pakan berupa pro biotik untuk Ruminan yang mengandung beberapa mikroorganisme (bakteri) non patogen yang mampu membantu peningkatan kecernaan pakan. Probiotik dapat didefinisikan sebagai suplemen makanan yang mengandung mikrobial hidup menimbulkan efek menguntungkan hewan sebagai induk semangnya melalui peningkatan  keseimbangan mikroflora di dalam saluran pencernaan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan meliputi pemberian probiotik untuk ruminan yang diberikan secara langsung kepada peternak dengan mendatangi lokasi kandang sapi pedaging. Program pengabdian masyarakat dilakukan selama 5 bulan meliputi penyuluhan, pelatihan, evaluasi, dan pembinaan kader. Dapat disimpulkan terdapat peningkatan aspek kognitif, afektif, psikomotor dan substansi pada masyarakat mitra.

Kata kunci: sapi potong; Wongsorejo; Gombengsari; Banyuwangi

Most read articles by the same author(s)