PENYULUHAN TENTANG TANDA AWAL DAN DETEKSI DINI TUMOR GANAS PAYUDARA PADA WARGA DI PUSKESMAS SEMEMI KECAMATAN BENOWO KOTA SURABAYA

Kanker payudara, penyuluhan, pengabdian kepada masyarakat, deteksi dini kanker payudara

Authors

  • Nila Kurniasari Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Indonesia
  • Gondo Mastutik
    gondomastutik@fk.unair.ac.id
    Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Indonesia
  • Dyah Fauziah Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Indonesia
  • Etty Hary Kusumastuti Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Indonesia
  • Alphania Rahniayu Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Indonesia
  • Anny Setijo Rahaju Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Indonesia
9 September 2022

Downloads

Kanker payudara merupakan keganasan paling sering dan penyebab kematian tertinggi. Di Indonesia, kanker payudara juga merupakan kanker paling sering dan penyebab kematian kedua setelah kanker paru. Hal ini tejadi karena kanker payudara sering terdiagnosis pada stadium lanjut sehingga menyebabkan kegagalan pengobatan dan kematian. Kejadian kanker payudara stadium lanjut ini dapat dicegah dengan deteksi dini, namun masyarakat masih mempunyai pengetahuan yang rendah tentang tanda awal kanker payudara. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan penyuluhan tentang tanda awal dan deteksi dini tumor ganas di payudara. Kegiatan dilaksanakan pada 11 November 2020, diikuti oleh 91 orang ibu PKK di wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sememi, Kecamatan Benowo Kota Surabaya. Kegiatan diawali pre-test dan pengisian kuisioner faktor risiko, kemudian dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan melalui aplikasi zoom meeting dan diakhiri dengan post-test. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil pre-test dan post-test. Hasil

kuisioner menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman tentang tanda awal dan deteksi dini kanker payudara sebesar 6,96%. Faktor risiko  peserta menderita kanker payudara menunjukkan bahwa sebagian besar peserta penyuluhan tidak berisiko menderita kanker payudara karena tidak merokok (100%), tidak mempunyai riwayat benjolan pada payudara (97,14%), menyusui lebih dari 6 bulan (88,57%), tidak terpapar radiasi sinar X (88,57%),  mempunyai anak (85,71%), tidak mempunyai riwayat keluarga yang pernah menderita tumor atau kanker (71,43%), rutin berolah raga (60%), namun terdapat 97,14% yang berusia lebih dari 25 tahun sehingga masih mempunyai faktor risiko menderita kanker payudara. Kesimpulan. Terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat sebesar 6.96% dan sebagain besar peserta penyuluhan tidak memiliki faktor risiko untuk terjadi kanker payudara.