The Effect of Intermittent Fasting 5: 2 on Body Weight and Insulin Resistance among Obese Employees in Jakarta

Puasa intermiten 5 2 obesitas berat badan resistensi insulin karyawan.

Authors

21 June 2021

Downloads

Crossref
Scopus
Google Scholar
Europe PMC

Latar Belakang: Prevalensi penduduk dewasa di Indonesia yang obesitas mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sementara itu, angka obesitas pada pekerja, terutama di perkotaan juga makin meningkat. Puasa intermiten dapat menjadi alternatif solusi dalam tatalaksana obesitas untuk menurunkan berat badan, sehingga parameter metabolik lainnya seperti resistensi insulin juga bisa menurun.

Tujuan: Mengetahui efek puasa intermiten 5:2 terhadap perubahan berat badan resistensi insulin pada karyawan obesitas di Jakarta

Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan uji klinis acak terkontrol. Sampel penelitian ialah karyawan di Jakarta yang  berusia 19-59 tahun,memiliki IMT ≥ 25 kg/m2, dan memiliki lingkar pinggang ≥ 90 cm. Sampel dibagi menjadi kelompok intervensi (n=25) dan kelompok kontrol (n=25). Kelompok intervensi diminta untuk berpuasa pada hari senin dan kamis selama 8 minggu, sementara kelompok kontrol melanjutkan pola makan seperti biasa. Tidak terdapat pembatasan kalori pada kedua kelompok.  Pengumpulan data melalui proses wawancara, pengukuran tubuh serta pemeriksaan laboratorium.  Analisis data untuk melihat perbedaan rerata antar kelompok dengan menggunakan uji t tidak berpasangan atau uji Mann-Whitney, sementara untuk melihat perubahan dalam kelompok menggunakan uji t berpasangan atau Wilcoxon.

Hasil: Perubahan berat badan pada kelomok intervensi ialah -0,8kg (-5,1- 2,2), sementara perubahan berat badan pada kelompok kontrol -0,3kg(-7,9 – 2,8). Perubahan kadar HOMA-IR pada kelompok intervensi ialah -0,29 (-17,78 – 6,84), sementara perubahan kadar HOMA-IR pada kelompok kontrol -0,46 (-18,94 – 10,55). Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata perubahan berat badan dan resistensi insulin pada kelompok yang berpuasa dibandingkan kelompok yang tidak melakukan puasa (p>0,05). Terdapat perbedaan berat badan pada kelompok intervensi dengan p = 0,026.

Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan perubahan berat badan dan kadar HOMA-IR pada kelompok yang berpuasa dibandingkan kelompok yang tidak melakukan puasa, walaupun perbedaan berat badan pada kelompok intervensi turun bermakna. Perlu dilakukan promosi dan edukasi kesehatan  secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan mengubah perilaku karyawan akan gizi seimbang sehingga dapat mencegah terjadinya obesitas serta penyakit metabolik terkait obesitas.