Hubungan antara Asupan Zat Gizi dan Pertumbuhan Tinggi Badan pada Atlet Remaja di Indonesia: A Cross Sectional Study

Hubungan antara Asupan Zat Gizi dan Pertumbuhan Tinggi Badan pada Atlet Remaja di Indonesia: Studi Potong Lintang

Atlet Remaja Status gizi tinggi badan Indonesia

Penulis

  • Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih
    mirza.hapsari@ugm.ac.id
    Department of Health Nutrition, Faculty of Public Health Medicine and Nursing, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia, Indonesia
  • Raden Isnanta Deputy III for Sports Cultivation, Ministry of Youth and Sports of the Republic of Indonesia, Indonesia
  • Bayu Rahadian Deputy III for Sports Cultivation, Ministry of Youth and Sports of the Republic of Indonesia, Indonesia
  • Margono Margono Deputy III for Sports Cultivation, Ministry of Youth and Sports of the Republic of Indonesia, Indonesia
  • Dadi Sujadi Deputy III for Sports Cultivation, Ministry of Youth and Sports of the Republic of Indonesia, Indonesia
  • Sifa Aulia Wicaksari Department of Nutrition Science, Faculty of Health Sciences, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Indonesia , Indonesia
  • Vigur Dinda Yulia Reswati Student of Master of Public Health Science Study Program, Faculty of Public Health Medicine and Nursing, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia, Indonesia
  • Sinta Indriyani Dietitian Professional Education Student, Department of Health Nutrition, Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia, Indonesia
  • Ibtidau Niamilah Student of Master of Public Health Science Study Program, Faculty of Public Health Medicine and Nursing, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia, Indonesia
March 8, 2024
Photo by Steven Lelham on Unsplash
Crossref
Scopus
Google Scholar
Europe PMC

Latar Belakang: Usia remaja merupakan usia efektif dalam perkembangan anatomi, fisiologis, dan metabolisme, dimana pemenuhan asupan gizi khususnya atlet, menunjang aktivitas fisik, pertumbuhan, perkembangan, pemulihan, dan performa. Namun, sering dijumpai asupan gizi atlet tidak adekuat yang berisiko pertumbuhan tidak optimal dan performa atlet tidak maksimal.

Tujuan: Penelitian ini diharapkan memberikan dampak penguatan stakeholder olahraga untuk lebih memperhatikan asupan dan pertumbuhan tinggi badan atlet di Indonesia dengan menganalisis hubungan asupan zat gizi dan pertumbuhan tinggi badan atlet.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang di SKO Kemenpora Cibubur, PPLP Jawa Barat, PPLP Yogyakarta, PPLP Nusa Tenggara Barat, dan PPLP Sulawesi Selatan dengan subyek penelitian sebanyak 330 atlet dengan pemelihan subyek menggunakan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

Hasil: Median usia subyek adalah 16 tahun dengan partisipasi didominasi oleh atlet strength (66,1%) dibandingkan endurance. Median tinggi badan sebesar 165 cm dan z-score TB/U dan IMT/U masing-masing -0,43 SD and 0,11 SD. Hubungan signifikan antara asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat dengan tinggi badan atlet (p<0,05), dan asupan energi, lemak dan karbohidrat dengan z-score TB/U. Sedangkan, asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat tidak berhubungan signifikan dengan z-score IMT/U. Disisi lain, asupan kalsium dan vitamin D dengan tinggi badan (cm), z-score TB/U maupun IMT/U tidak menunjukkan hasil hubungan yang signifikan.

Kesimpulan: Asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat berhubungan secara signifikan dengan tinggi badan atlet, sedangkan asupan kalsium dan vitamin D tidak berhubungan secara signifikan. Pemenuhan asupan gizi atlet terutama cabang olahraga yang memperhatikan tinggi badan perlu diperhatikan dalam menunjang performa atlet.