REBOISASI JALUR LINGKAR WILIS: SEBUAH USAHA MEMPERTAHANKAN DAERAH RESAPAN AIR DI KABUPATEN TULUNGAGUNG JAWA TIMUR

reforestation Jalur Lingkar Wilis water absorption

Authors

29 November 2020

Downloads

Jalur Lingkar Wilis is a road which is connecting six cities in East Java Province, throughout Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Tulungagung, Trenggalek, and Kediri. This road was placed along the foothill of Wilis Mountain which is this location was part of a protected forest and located in Geger Village, Sendang Sub – District. Therefore, some parts of protected forests face deforestation as the consequence of the Jalur Lingkar Wilis construction. This deforestation made the total of trees in Wilis Mountain decrease to worried conditions and cause the water absorption area in Tulungagung also fall on decreation. According to this condition, it takes awareness from all of the stakeholders to maintain the water absorption area through reforestation. This activity is in collaboration between Universitas Airlangga students with Perhutani, KPHLS Sendang, and Tulungagung Society to prepare and execute this reforestation. By the reforestation 220 trees were planted along the Jalur Lingkar Wilis. The reforestation is expected to prevent the protected forest area in Wilis Mountain from environmental damage as the consequence of Jalur Lingkar Wilis construction and also protect the water availability in Tulungagung.

abstrak

Jalur Lingkar Wilis adalah jalur yang menghubungkan enam kabupaten di Jawa Timur, mulai dari Kabupaten Nganjuk, Ponorogo, Kabupaten Madiun, Tulungagung, Trenggalek, dan Kediri. Jalur ini melewati daerah kaki Gunung Wilis yang merupakan daerah hutan lindung yang terletak di Desa Geger, Kecamatan Sendang. Hal ini membuat sebagian wilayah dari hutan lindung harus mengalami penggundulan sebagai konsekuensi dari pembangunan Jalur Lingkar Wilis. Sehingga pohon-pohon di sekitar Jalur Lingkar Wilis mengalami penurunan jumlah yang mengkhawatirkan. Permasalahan tersebut menyebabkan daerah resapan air di Kabupaten Tulungagung mengalami penurunan, sehingga diperlukan kesadaran semua pihak untuk mengembalikan dan mempertahankan daerah resapan air dengan cara reboisasi. Kegiatan ini merupakan kerjasama mahasiswa Universitas Airlangga dengan Perhutani, KPHLS Tulungagung, dan Tulungagung Society. Hasil dari kegiatan reboisasi ini tertanam sejumlah 220 bibit pohon pule, petai, nangka, dan alpukat di sepanjang Jalur Lingkar Wilis. Adanya kegiatan ini diharapkan wilayah hutan lindung kaki Gunung Wilis terhindar dari kerusakan akibat pembangunan Jalur Lingkar Wilis dan ketersediaan air di Kabupaten Tulungagung terus terjaga.

Most read articles by the same author(s)