PELATIHAN KADER KESEHATAN DAN GELAR POTENSI ALAM DALAM PROGRAM PAKETDATA (PANDUAN KESEHATAN DESA WISATA) KAMPUNG ADAT SEGUNUNG, WONOSALAM, JOMBANG
Downloads
Desa wisata merupakan kawasan yang mempunyai kearifan lokal yang berpotensi mempunyai daya tarik wisata. Meningkatnya peminat wisata desa dan melimpahnya desa wisata di Indonesia harus diimbangi dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai dalam mengelola dan mengembangkannya, terutama dalam hal kesehatan. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk memberikan edukasi dan pemahaman pada SDM dalam bentuk pelatihan dan penyuluhan kesehatan khususnya di desa wisata, desa kampung adat Segunung Wonosalam Jombang Jawa Timur. Metode yang diaplikasikan dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat di desa wisata kampung adat Segunung ini ada dua langkah, yaitu penyuluhan dan pelatihan, dilaksanakan selama 3 hari. Hari pertama pelatihan dengan tema first aid, peserta diberikan pre-test dan post-test sebelum dan sesudah pelatihan. Hari kedua Penyuluhan kesehatan (tema: pengetahuan tentang tanaman obat, pengolahan bahan pangan, dan pola hidup sehat), peserta pada penyuluhan kesehatan diberikan pre-test dan post-test sebelum dan sesudah penyuluhan. Hari ketiga penyuluhan tentang NAPZA. Hasil pre-test dan post-test pada pelatihan first aid
didapatkan peningkatan persentase jumlah peserta yang mendapatkan nilai ≥ 60 sebesar 56% dan pada penyuluhan kesehatan didapatkan peningkatan 47%. Penyuluhan dan pelatihan ini diharapkan dapat dipraktikkan dikemudian hari dan bermanfaat untuk kelangsungan objek wisata kampung adat Segunung.
Andini, N. 2013. "Pengorganisasian komunitas dalam pengembangan agrowisata di desa wisata studi kasus: desa wisata Kembangarum, Kabupaten Sleman. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota.” 24(3), 173-188.
Antara, M., & Arida, S. 2015. Panduan pengelolaan desa wisata berbasis potensi lokal. Konsorium Riset Pariwisata Universitas Udayana. 23.
Atmoko, T. P. H. 2014. "Strategi pengembangan potensi desa wisata Brajan kabupaten Sleman. Media Wisata.” 12(2).
Dewi, M. H. U. 2013. "Pengembangan desa wisata berbasis partisipasi masyarakat lokal di Desa Wisata Jatiluwih Tabanan Bali.” Jurnal Kawistara, 3(2).
Prafitri, G. R., & Damayanti, M. 2016. "Kapasitas Kelembagaan Dalam Pengembangan Desa Wisata (Studi Kasus: Desa Wisata Ketenger, Banyumas).” Jurnal Pengembangan Kota, 4(1), 76-86.
Gautama, B. P., Yuliawati, A. K., Nurhayati, N. S., Fitriyani, E., & Pratiwi, I. I. 2020. "Pengembangan desa wisata melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat.” BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 355-369.
Hermawan, H. 2016. Dampak pengembangan Desa Wisata Nglanggeran terhadap ekonomi masyarakat lokal. Jurnal Pariwisata, 3(2), 105-117.
Prabowo, S. E., Hamid, D., & Prasetya, A. 2016. "Analisis partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata (Studi pada Desa Pujonkidul Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang).” Jurnal Administrasi Bisnis.[internet].[diunduh 2017 Oktober 6], 33(2).
Sidiq, A. J., & Resnawaty, R. 2017. "Pengembangan desa wisata berbasis partisipasi masyarakat lokal di desa wisata Linggarjati Kuningan, Jawa Barat. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat.” 4(1), 38-44.
Sudibya, B. 2018. "Wisata Desa dan Desa Wisata. Jurnal Bali Membangun Bali.” 1(1), 22-26.
Syah, F. 2017. Strategi mengembangkan desa wisata.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JLM by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.