CEMARAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Downloads
The purpose of science and technology program for the public identification of hazardous food materials from contaminated drugs and hazardous chemicals on youth and mothers PKK Mojokerto regency through testing the content of formalin in foodstuffs, especially salted fish, wet fish, shrimp, chicken, raw tofu, wet noodles, meatballs Using formalin main reagent. Science and technology for the community to be transferred is a method of spot test. Food is a necessity for all living things including humans. Food is needed to obtain energy used for daily activities. In general, food is only able to survive within a few days or a few hours until the meal is no longer consumable and should be discarded. Partners in this program are youth and mothers PKK Kelurahan Sawahan, Mojokari District Mojokerto District. Each group consists of five cadres. This method is the application of existing chemical analysis methods for determination of formalin content, borax, and hazardous dyes. Spot test method is chemical analysis method by using reagent. This method has the features of fast, cheap, sure and does not require complicated equipment and can be done anytime and anywhere. The working principle is to add liquid (reagent) to the foodstuffs that are suspected to use the material under investigation, with the final result of a distinctive color change. Formalin main reagent is one type of formalin tester kit tester.
Abstrak
Tujuan program IbM identiï¬kasi bahan berbahaya makanan dari cemaran obat dan bahan kimia berbahaya pada karang taruna dan ibu PKK Kabupaten Mojokerto melalui pengujian kandungan formalin pada bahan makanan khususnya ikan asin, ikan basah/udang, ayam potong, tahu mentah, mi basah, bakso menggunakan FMR (formalin main reagent). Iptek bagi masyarakat yang akan di transfer adalah metode spot test. Makanan merupakan kebutuhan bagi semua mahluk hidup termasuk manusia. Makanan dibutuhkan untuk memperoleh energi yang digunakan untuk beraktiï¬tas sehari-hari. Secara umum makanan hanya mampu bertahan dalam waktu beberapa hari atau beberapa jam sampai makan tidak lagi dapat dikonsumsi sehingga harus dibuang. Mitra dalam program IbM ini adalah Karangtaruna dan Ibu PKK Kelurahan Sawahan, Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. Masing-masing kelompok terdiri atas lima kader. Metode ini adalah penerapan metode analisa kimia yang sudah ada untuk penetapan kandungan formalin, borak, dan zat pewarna berbahaya. Metode spot test yaitu metode analisa kimia dengan menggunakan reagent kit (kit tester). Metode ini mempunyai keistimewaan antara lain cepat, murah, pasti dan tidak memerlukan peralatan yang rumit dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Prinsip kerjanya adalah dengan menambahkan cairan (reagent) pada bahan makanan yang diduga menggunakan bahan yang diselidiki, dengan hasil akhir terjadinya perubahan warna khas. FMR (formalin main reagent) merupakan salah satu jenis kit tester kandungan formalin.
Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedamawati dan S. Budiyanto., 1989. Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi. Bandung: IPB Press.
Desrosier,Norman W. 2008. Teknologi Pengawetan Pangan.
Jakarta: Penerbit UI Press.
Harris, Robert S. dan Endel Karmas, (1989), Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan, Terbitan Kedua, Bandung: Penerbit ITB.
Linder. 1992. Biokimia: Nutrisi & metabolisme.
Menteri Kesehatan RI. 1999. Permenkes RI No. 1168/ MENKES/PER/X/1999 tentang Perubahan Atas Permenkes RI No. 722/MENKES/PER/IX/1988. Departemen Kesehatan RI Jakarta
Mulia, SM. 2007. Gizi, Masyarakat Berkualitas dan Pencapaian Tujuan
MDGs. (online), (http://www. icrponline. org/wmprint.php?ArtLD=518 , diakses 5 September 2009).
Muchtadi, T. R. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Bandung: Alfabeta.
Supardi, I. dan Sukamto, 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Bandung: Alumni.
Wikanta W, 2011. Persepsi masyarakat tentang penggunaan formalin dalam bahan makanan dan pelaksanaan pendidikan gizi dan kemanan pangan.
JLM by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.