Date Log
1. Copyright of the article is transferred to the journal, by the knowledge of the author, whilst the moral right of the publication belongs to the author.
2. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Atribusi-Non Commercial-Share alike (CC BY-NC-SA), (https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
3. The articles published in the journal are open access and can be used for non-commercial purposes. Other than the aims mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation
The manuscript authentic and copyright statement submission can be downloaded ON THIS FORM.
Aplikasi Kitosan Emerita sp. Sebagai Bahan Pengawet Alternatif pada Ikan Belanak (Mugil cephalus)
[Chitosan Emerita sp. as a Preservative Alternative in Mugil cephalus]
Corresponding Author(s) : Khoeruddin Wittriansyah
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, Vol. 11 No. 1 (2019): JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Abstract
Abstrak
Emerita sp. dapat diolah kitosan sebagai alternatif bahan pengawet ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas kitosan Emerita sp. dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk pada ikan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pengawet alternatif. Sampel Emerita sp. diperoleh dari pesisir pantai Widarapayung,Cilacap. Karakteristik kitosan Emerita sp. dianalisa melalui uji FTIR dan uji proksimat. Aktivitas kitosan Emerita sp. sebagai pengawet ikan, dianalisa melalui uji organoleptik dan uji Total Plate Count (TPC). Ikan belanak direndam dalam larutan kitosan Emerita sp. pada konsentrasi 0,5%, 1,5%, dan 2%. Lama waktu perendaman yaitu 15 menit, 30 menit dan 60 menit. Pengamatan kemunduran mutu dilakukan pada jam ke 0, 10, 15 dan ke 24. Kontrol menggunakan asam asetat 1% dengan perendaman selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan Nilai Derajat Deasetilisasi (DD) kitosan Emerita sp. adalah 92,5%. Hasil terbaik uji organoleptik ditunjukan pada kosentrasi kitosan 0,5 % dengan lama perendaman selama 60 menit dibandingkan kontrol. Uji (TPC) menunjukkan ikan dengan perendaman kitosan Emerita sp. 2% selama 60 menit, memiliki jumlah bakteri lebih rendah (2,7x106) daripada kontrol (3,2 x106). Bedasarkan hasil uji TPC dan Organoleptik, kitosan Emerita sp. memiliki aktivitas penghambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bahan pengawet.
Abstract
Emerita sp. can be processed into chitosan as an alternative to fish preservatives. The purpose of this study was to determine chitosan from Emerita sp. in inhibiting the growth of decomposing microorganisms in fish so it can be used as alternative preservatives. Emerita sp. was obtained from the coast of Widarapayung, Cilacap. Characteristics of chitosan from Emerita sp. was analyzed through FTIR profileand proximate content. The activity of chitosan from Emerita sp. as a fish preservative, analyzed through organoleptic and total plate count (TPC) test. Bluespot mullet fish was soaked in chitosan from Emerita sp. at concentrations of 0.5%, 1.5%, and 2%. Soaking process took was 15, 30 and 60 minutes. Observations on fish decay was conducted at the hour of 0, 10, 15 and 24. Control used 1% of acetic acid with soaking process for 15 minutes. The results of the study showed that the degrees of deacetylization (DD) chitosan from Emerita sp. is 92.5%. The best results of organoleptic were shown on 0.5% chitosan concentration with 60 minutes soaked time compared to controls. TPC shows fish with the soaking process in chitosan Emerita sp. 2% for 60 minutes, having a lower number of bacteria (2,7x106) than the control (3,2 x106). Based on the results of the TPC and organoleptic test, chitosan Emerita sp. has activity inhibiting the growth of microorganisms so that it can be used as an alternative preservative.
Keywords
Download Citation
Endnote/Zotero/Mendeley (RIS)BibTeX
- [AOAC] Association Official of analytical Chemist. (1995). Official methods of analysis. The Association of Official analytical and Chemist. Arlington Virginia USA : Published by The Association of Official Analytical Chemist, Inc.
- Andarwulan, N., Kusnandar, F., & Herawati, D. (2011). Analisis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta.
- Bastaman. (1989). Studies on degradation and extraction of chitin and chitosan from prawn shells. England : The Queen University of Belfast.
- Bautista-Banos, A. N., HernandezLauzardo, M. G., & Velazquez-del, V. (2006). Chitosan as a potential natural compound to control pre and postharverst diseases of horticultural commodities. Crop Protection, Elsevier Ltd, hal. 108-118
- Dompeipen, E. J., Kaimudin, M., & Dewa, R. P. (2016). Isolasi kitin dan kitosan dari limbah kulit udang. Majalah BIAM, 12(1): 32-38
- Goosen, M. F. A. (1997). Application of Chitin and Kitosan. USA : Technomic
- Hafdani, F. N. & Sadeghinia, N. (2011). A Review on Application of Chitosan as a Natural Antimicrobial, World Academy of Science, Engineering and Technology 50.
- Harjanti, R. S. (2014). Kitosan dari Limbah Udang sebagai Bahan Pengawet Ayam Goreng. Jurnal Rekayasa Proses, 8(1): 12-19
- Isnawati, N., Wahyuningsih., & Adlhani, E. (2015). Pembuatan Kitosan dari Kulit Udang Putih (Penaeus merguiensis) dan Aplikasinya sebagai Pengawet Alami untuk Udang Segar. Jurnal Teknologi Agro Industri, 2(2): 1-7
- Khan, T. A., Peh, K. K., & Ching, H. S., (2002). Reporting degree of deacetylation values of chitosan : the influence of analytical methods, J. Pharm. Pharmaceut. Sci, 5(3):205-212.
- Killay, A. (2014). Kitosan sebagai Bahan Antibakteri Terhadap Ikan Cakalang Asap yang Dikemas menggunakan Almunium foil. Prosiding Seminar Nasional Basic Science VI F-MiPA UNPATI, Cetakan 1:197-202
- Leha, M. A. (2013). Pengembangan Alat Produksi Kitin dan Kitosan dari Limbah Udang. Majalah Biam 9(2):58-64
- Mahatmanti, F. W., Sugiyo, W., & Sunarto, W. (2007). Sintesis Kitosan dan Pemanfaatannya sebagai Anti Mikrobia Ikan Segar. FMIPA.UNNES. 101-111.
- Mahmoud, M. S., Ghaly, A. E., & Arab, F. (2005). Unconventional approach for demineralization of deproteinized crustacean shells for chitin production. Journal of Biotechnology, 3(1): 1-9
- Rabea, E. E., Badawy, M. E. T., Stevens, C. V., Smagghe, G., & Steurbout, W. (2003). Chitosan as Antimicrobial Agent: Aplication and Mode of Action. Biomacromolecules, 4(6): 1457-1465.
- Rhoades, J. & Roller, R. (2000). Antimicrobial action of degraded and native chitosan against spoilage organism in laboratory media andfood. Journal Application Environment Microbiology, 66(1):80-86
- Rochima, E. (2007). Karakterisasi Kitin dan Kitosan Asal Limbah Rajungan Cirebon Jawa Barat. Buletin Teknologi Hasil Perikanan, 10 (1): 9-22.
- Ruppert, E. E. & Barnes, R. D. (1994). Invertebrate Zoology, Sixth Edition. Saunders College Publishing, Harcourt Brace and Company, Orlando, Florida.
- Sarwono, R. (2010). Pemanfaatan Kitin/Kitosan Sebagai Bahan Anti Mikroba. Jurnal Kimia Terapan Indonesia. 12(1):32-38
- Silverstein, R. M., Francis, X. W., & David, J. K. (1989). Spectrometric identification of organic compound. Seventh Edition
- Suptijah, P., Jacoeb, A. M., & Rachmania, D. (2011). Karakterisasi Nano Kitosan Cangkang Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) dengan metode Gelasi Ionik. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 14(2): 78-84
- Suptijah, P., Salamah, E., Sumaryanto, H., Purwaningsih, S., & Santoso, J. (1992). Pengaruh berbagai isolasi khitin kulit udang terhadap mutunya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 3(1): 1-9
- Wardani, R. I. & Mulasari, S. A. (2016). Identifikasi Formalin pada Ikan Asin yang Dijual di Kawasan Pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, 10(1):63-68
- Wittriansyah, K., Handayani, M., & Dirgantara, D. (2018). Karakterisasi Kitin Dan Kitosan Emerita sp. Dari Pantai Pesisir Widarapayung, Cilacap, Jawa Tengah. Jurnal Samudra Akuatika, 12(1): 45-41
References
[AOAC] Association Official of analytical Chemist. (1995). Official methods of analysis. The Association of Official analytical and Chemist. Arlington Virginia USA : Published by The Association of Official Analytical Chemist, Inc.
Andarwulan, N., Kusnandar, F., & Herawati, D. (2011). Analisis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta.
Bastaman. (1989). Studies on degradation and extraction of chitin and chitosan from prawn shells. England : The Queen University of Belfast.
Bautista-Banos, A. N., HernandezLauzardo, M. G., & Velazquez-del, V. (2006). Chitosan as a potential natural compound to control pre and postharverst diseases of horticultural commodities. Crop Protection, Elsevier Ltd, hal. 108-118
Dompeipen, E. J., Kaimudin, M., & Dewa, R. P. (2016). Isolasi kitin dan kitosan dari limbah kulit udang. Majalah BIAM, 12(1): 32-38
Goosen, M. F. A. (1997). Application of Chitin and Kitosan. USA : Technomic
Hafdani, F. N. & Sadeghinia, N. (2011). A Review on Application of Chitosan as a Natural Antimicrobial, World Academy of Science, Engineering and Technology 50.
Harjanti, R. S. (2014). Kitosan dari Limbah Udang sebagai Bahan Pengawet Ayam Goreng. Jurnal Rekayasa Proses, 8(1): 12-19
Isnawati, N., Wahyuningsih., & Adlhani, E. (2015). Pembuatan Kitosan dari Kulit Udang Putih (Penaeus merguiensis) dan Aplikasinya sebagai Pengawet Alami untuk Udang Segar. Jurnal Teknologi Agro Industri, 2(2): 1-7
Khan, T. A., Peh, K. K., & Ching, H. S., (2002). Reporting degree of deacetylation values of chitosan : the influence of analytical methods, J. Pharm. Pharmaceut. Sci, 5(3):205-212.
Killay, A. (2014). Kitosan sebagai Bahan Antibakteri Terhadap Ikan Cakalang Asap yang Dikemas menggunakan Almunium foil. Prosiding Seminar Nasional Basic Science VI F-MiPA UNPATI, Cetakan 1:197-202
Leha, M. A. (2013). Pengembangan Alat Produksi Kitin dan Kitosan dari Limbah Udang. Majalah Biam 9(2):58-64
Mahatmanti, F. W., Sugiyo, W., & Sunarto, W. (2007). Sintesis Kitosan dan Pemanfaatannya sebagai Anti Mikrobia Ikan Segar. FMIPA.UNNES. 101-111.
Mahmoud, M. S., Ghaly, A. E., & Arab, F. (2005). Unconventional approach for demineralization of deproteinized crustacean shells for chitin production. Journal of Biotechnology, 3(1): 1-9
Rabea, E. E., Badawy, M. E. T., Stevens, C. V., Smagghe, G., & Steurbout, W. (2003). Chitosan as Antimicrobial Agent: Aplication and Mode of Action. Biomacromolecules, 4(6): 1457-1465.
Rhoades, J. & Roller, R. (2000). Antimicrobial action of degraded and native chitosan against spoilage organism in laboratory media andfood. Journal Application Environment Microbiology, 66(1):80-86
Rochima, E. (2007). Karakterisasi Kitin dan Kitosan Asal Limbah Rajungan Cirebon Jawa Barat. Buletin Teknologi Hasil Perikanan, 10 (1): 9-22.
Ruppert, E. E. & Barnes, R. D. (1994). Invertebrate Zoology, Sixth Edition. Saunders College Publishing, Harcourt Brace and Company, Orlando, Florida.
Sarwono, R. (2010). Pemanfaatan Kitin/Kitosan Sebagai Bahan Anti Mikroba. Jurnal Kimia Terapan Indonesia. 12(1):32-38
Silverstein, R. M., Francis, X. W., & David, J. K. (1989). Spectrometric identification of organic compound. Seventh Edition
Suptijah, P., Jacoeb, A. M., & Rachmania, D. (2011). Karakterisasi Nano Kitosan Cangkang Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) dengan metode Gelasi Ionik. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 14(2): 78-84
Suptijah, P., Salamah, E., Sumaryanto, H., Purwaningsih, S., & Santoso, J. (1992). Pengaruh berbagai isolasi khitin kulit udang terhadap mutunya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 3(1): 1-9
Wardani, R. I. & Mulasari, S. A. (2016). Identifikasi Formalin pada Ikan Asin yang Dijual di Kawasan Pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat, 10(1):63-68
Wittriansyah, K., Handayani, M., & Dirgantara, D. (2018). Karakterisasi Kitin Dan Kitosan Emerita sp. Dari Pantai Pesisir Widarapayung, Cilacap, Jawa Tengah. Jurnal Samudra Akuatika, 12(1): 45-41