Pektin Dalam Tepung Kesemek Mempengaruhi Kadar Trigliserida Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Diet Aterogenik
Downloads
Background: Moderate hypertriglyceridemia is almost certainly an independent risk factor for cardiovascular disease. Pectin is a kind of soluble fiber that can be used to decrease triglyceride level and it can be found in fruits such as persimmon.
Objective: This research intens to prove the effect of soluble fiber of persimmon flour to decrease triglyceride level.
Methods: The search used Post Only Control Group design. Normal diet, atherogenic diet, and atherogenic diet with various amount of dried persimmons were given to 30 subjects, male wistar rats, for 12 weeks. 1.2 g, 2.4 g, and 3.6 g persimmon flour were used as the given amount for every groups.
Results: There were significant differences between atherogenic diet group and the other groups of research (p-value<0.001). Compared to normal diet group, atherogenic diet with 1.2 g and 2.4 g persimmon flour resulted unsignificant differences of triglycerides level. But, atherogenic diet with 3,6 g dried persimmon group was different significantly to normal diet groups (p-value=0.036). Both dose of persimmon flour and fat intake affect elevation of tryglyceride level up to 62.5%.
Conclusion: The contribution of persimmon flour (Diospyros Kaki L. var Junggo) in inhibitation of the increase of triglyceride serum level on male wistar rats. The most effective dose is 1.2 g, because the result of the trigliceride level was closest to normal and energy intake was not affected.
ABSTRAK
Latar belakang : Hipertrigliseridemia kadar sedang hampir pasti merupakan faktor risiko tersendiri untuk penyakit kardiovaskular. Pektin merupakan jenis serat larut air memiliki efek menurunkan trigliserida dan banyak terdapat dalam buah-buahan, salah satunya buah kesemek.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan menguji efek serat larut air pada tepung kesemek dalam menurunkan kadar trigliserida.
Metode : Penelitian dilakukan dengan metode Post Test Only Control Group. Diet normal, diet aterogenik, diet aterogenik + kesemek dengan berbagai jumlah diberikan kepada 30 subyek penelitian, yaitu tikus wistar jantan selama 12 minggu. 1,2 g, 2,4 g, dan 3,6 g tepung kesemek digunakan sebagai intervensi untuk kelompok perlakuan.
Hasil : terdapat perbedaan kadar trigliserida yang signifikan antara kelompok diet aterogenik dengan kelompok perlakuan lainnya (p=0,000). Bila dibandingkan dengan kelompok diet normal, perlakuan dengan pemberian tepung kesemek 1,2 g dan 2,4 g menghasilkan kadar trigliserida yang tidak berbeda signifikan, namun jumlah pemberian tepung kesemek 3,6 g berbeda nyata dengan diet normal (p=0,036). Pemberian tepung kesemek dan asupan lemak bersama-sama mempengaruhi pembentukan trigliserida dengan kontribusi sebesar 62,5%.
Kesimpulan : Tepung kesemek (Diospyros Kaki L. Var. Junggo) terbukti dapat menghambat peningkatan kadar trigliserida serum pada tikus wistar jantan yang diberi diet aterogenik. Jumlah yang dinilai paling efektif menurunkan trigliserida adalah sebesar 1,2 g, karena pada jumlah tersebut, kadar trigliserida yang dihasilkan paling mendekati normal dan tidak mempengaruhi asupan energi.
World Health Organization. Global Status Report on Non communicable Disease 2010.2011. Available from www.who.org. Diakses pada 28 September 2016
Gibney J.M., Margarett M.B., Kearney M.J., Arab L. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;(2009
IDF Diabetes Atlas. 2013. Available from www.diabetesatlas.org. Diakses pada 19 November 2016
Dinas Kesehatan Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2012. Surabaya; 2013
Barnes, D.E. Program Olahraga Diabetes. Yogyakarta: Citra Aji Parama; 2011
Dolongseda, FV.,Masi, GN., Bataha, YB. Hubungan Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. 2017. 5(1), 1-8. Available from https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2248/1805. Diakses pada 19 April 2017
American Diabetes Association. Classification and Diagnosis of Diabetes Melitus. Diabetes Care;2015 Vol 38 (Suppl. L) S8-16
IPAQ. Guidelines for Data Processing And Analysis of the International Physical Activity Quistionnare (IPAQ). 2015
RISKESDAS. Laporan Nasional Riskesdas 2013. Jakarta :Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan; 2013. Available fromhttp://www.depkes.go.id/resources/download/general/hasil%20riskesdas%202013.pdf.Diaksespada 28 September 2016
Ngaisyah, Dewi. Hubungan Pola Makan Dengan Tingkat Gula Darah Anggota DPRD Propinsi Kalimantan Timur. Jurnal Medika Respati 2015 Vol 10:hal 1-14 Available journal.respati.ac.id/index.php/medika/article/download/162/147. Diakses pada 7 April 2017
Mahendra. Care Your Self Diabetes Melitus. Jakarta: EGC; 2008
Trisnawati dan Setyorogo. (2013). Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas Kecamatan Cengkarang Jakarta Barat Tahun 2012. 2013 5(1) Available fromhttp://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/06/yuni-indri-faktor-resiko-dm.pdf. Diakses pada 10 April 2017
Botham, Kathleen M., Peter A. Mayes. Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid. Dalam: Biokimis Harper. Ed-25(terjemahan);2009. Appleton & Lange, 2003:p 254-270
Kemenkes, RI. Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Resiko Diabetes Melitus. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta; 2010
Irawan, Dedi. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunde rRiskesdas 2007). Thesis. Universitas Indonesia ; 2010
Hariyanto, F. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula Darah Puasa Pada Pasien Diabetes MelitusTipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Cilegon Tahun 2013. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 2013
Paramitha, GM. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.2014 Available from http://eprints.ums.ac.id/29212/9/askah_publikasi.pdf. Diakses pada 28 September 2016)
Schteingart, E. David. Pankreas: Metabolisme Glukosa dan Diabetes Mellitus. Dalam: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Editor Edisi Bahasa Indonesia, Huriawati Hantanto[et Al.] Ed. 6. Jakarta: EGC, 1263; 2005
19.Ilyas, E. I. Olahraga bagi Diabetesi dalam: Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., Editor. Penatalaksaan Diabetes Melitus Terpadu bagi dokter maupun edukator diabetes. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011
20.Kronenberg. Williams Texbook of Endocrinology. Philadelphia:Saunder Elsevier Publishing; 2008
Barnes, D.E. Program Olahraga Diabetes. Yogyakarta:Citra Aji Parama; 2011
Soegondo, S. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus Terkini dalam: Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I.,Editor. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu bagi Dokter maupun edukator diabetes.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011
Nurayati, L. Tingkat Konsumsi Zat Gizi, Gaya Hidup dan Kadar Gula Darah Puasa Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Skripsi. Universitas Airlangga, Surabaya; 2017
AMERTA NUTR by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.