Frekuensi Pemberian MP-ASI pada Baduta Stunting dan Non-Stunting Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sidotopo Kota Surabaya
Downloads
ABSTRAK
Latar Belakang: Masalah gizi rentan terjadi pada anak berusia dibawah dua tahun (baduta) yang diantaranya adalah stunting. Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh proses akumulatif dari rendahnya asupan gizi dan penyakit infeksi. Penyebab lain adalah kondisi social ekonomi yang dapat mempengaruhi praktik pemberian MP-ASI. Kualitas gizi pada makanan dipengaruhi oleh keragaman pangan yang ditentukan oleh pendapatan keluarga, status pekerjaan, dan tingkat pendidikan.
Tujuan: Menganalisis hubungan praktik pemberian makan pendamping ASI dengan kejadian stunting dan non-stunting pada baduta usia 6-24 bulan di Kelurahan Sidotopo, Kota Surabaya
Metode: Jenis penelitian yaitu observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian sebesar 54 baduta dipilih menggunakan metode simple random sampling. Kuesioner Dietary Diversity Score digunakan untuk menilai keragaman pangan baduta dan food recall 24-hours untuk mengetahui frekuensi pemberian makanan. Uji statistik menggunakan chi-square.
Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak adanya korelasi antara Karakteristik keluarga, baduta dan keberagaman pangan dengan kejadian stunting, akan tetapi ada korelasi antara pendapatan orang tua (p=0,006) dan frekuensi pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting (p=0,028).
Kesimpulan: Pendapatan orang tua dan frekuensi pemberian MP-ASI berhubungan dengan stunting, sedangkan karakteristik keluarga, baduta dan keragaman pangan tidak berhubungan dengan kejadian stunting
Kata kunci: stunting, makanan pendamping, karakteristik keluarga, keragaman pangan
Aridiyah, Farah Okky, Rohmawati, Ninna, Ririanty, M. (2015) ‘Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan', e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(1), pp. 163–170.
Aryastami, N. K. (2015) ‘Pertumbuhan usia dini menentukan pertumbuhan hingga usia pra- pubertas ( studi longitudinal IFLS 1993-1997-2000.
Aryastami, N. K. (2017) ‘Kajian Kebijakan dan Penanggulangan Masalah Gizi Stunting di Indonesia', Buletin Penelitian Kesehatan, 45(4), pp. 233–240.
Atin Nurmayasanti and Trias Mahmudiono (2019) ‘Status Sosial Ekonomi dan Keragaman Pangan Pada Balita Stunting dan Non-Stunting Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Wilangan Kabupaten Nganjuk ', Amerta Nutrition, 3(2), pp. 114–121.
Cahyani, G. I. (2008) ‘Analisis Faktor Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Keanekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Agribisnis Di Kabupaten Banyumas', pp. 1–59.
Darwati, D. et al. (2016) ‘Pengaruh Intervensi Konseling Feeding Rules dan Stimulasi Terhadap Status Gizi dan Perkembangan Anak di Posyandu Kabupaten Jayapura', Sari Pediatri, 15(6), p. 377
Dwi Utami, A., Lanti, Y. and Dewi, R. (2017) ‘The Effect of Nutrient Intake and Socioeconomic Factor toward Stunting Incidence among Primary School Students in Surakarta', Journal of Epidemiologi and Publich Health, 2(1), pp. 1–10.
Food and Agriculture Organization (2010) Guidelines For Measuring Household And Individual Dietary Diversity.
Hijra, H., Fatimah-Muis, S. and Kartasurya, M. I. (2016) ‘Inappropriate complementary feeding practice increases risk of stunting in children aged 12-24 months', Universa Medicina, 35(3), p. 146.
Hardinsyah., Supariasa, I. D. N. (2017) Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta : EGC.
Kathryn, D. (2001) Guiding Principles for Complementary Feeding of The Breastfed Child. in WHO Global Consultation on Complementary Feeding
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016) Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia. 2015.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017) Situasi Balita Pendek 2016.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018) Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019) Hasil Utama Riskesdas.
Kennedy, G. et al. (2006) ‘Does Living In An Urban Environment Confer Advantages For Childhood Nutritional Status? Analysis Of Disparities In Nutritional Status By Wealth And Residence In Angola, Central African Republic And Senegal', Public Health Nutrition, 9(2), pp. 187–193.
Lestari, N. D. (2015) ‘Analisis Determinan Status Gizi Balita di Yogyakarta', Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 15(1), pp. 21–27.
Mohsena, M., Mascie-Taylor, C. N. and Goto, R. (2010) ‘Association between socio-economic status and childhood undernutrition in Bangladesh; A comparison of possession score and poverty index', Public Health Nutrition, 13(10), pp. 1498–1504.
Monte, C. M. G. and Giugliani, E. R. J. (2004) ‘Recommendations For The Complementary Feeding Of The Breastfed Child', Jornal de Pediatria, 80(8), pp. 131–141.
Moursi, M. M. et al. (2008) ‘Dietary diversity is a good predictor of the micronutrient density of the diet of 6- to 23-month-old children in Madagascar', Journal of Nutrition, 138(12), pp. 2448–2453.
Nai et al (2014) ‘Praktik pemberian makanan pendamping asi (mp-asi) sebagai faktor risiko kejadian', Tesis, 2(1), pp. 126–139.
Oemar, R and Novita, A. (2015) ‘Pola Asuh Dalam Kesehatan Anak Pada Ibu Buruh Pabrik', Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1), p. 112.
Pehlke, E. L. et al. (2016) ‘Guatemalan school food environment: Impact on schoolchildren's risk of both undernutrition and overweight/obesity', Health Promotion International, 31(3), pp. 542–550.
Persulessy, V., Mursyid, A. and Wijanarka, A. (2016) ‘Income level and diet pattern had correlation with nutritional status of underfive in fisherman area of North Jayapura District Jayapura Municipality', Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 1(3), p. 143.
Qu, P. et al. (2017) ‘Association Between The Infant And Child Feeding Index (ICFI) And Nutritional Status Of 6- To 35-Month-Old Children In Rural Western China', PLoS ONE, 12(2), pp. 1–14.
Rachmi, C. N. et al. (2016) ‘Stunting, Underweight And Overweight In Children Aged 2.0-4.9 Years In Indonesia: Prevalence Trends And Associated Risk Factors', PLoS ONE, 11(5), pp. 1–17.
Rah, J. H. et al. (2010) ‘Low Dietary Diversity Is A Predictor Of Child Stunting In Rural Bangladesh', European Journal Of Clinical Nutrition. Nature Publishing Group, 64(12), pp. 1393–1398.
Setiawan, E., Machmud, R. and Masrul, M. (2018) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018', Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), p. 275.
Sukoco, Widya, N, E, Pambudi, J. and Herawati, M, H (2015) ‘Hubungan Status Gizi Anak Balita Dengan Orang Tua Bekerja', Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 18(4), pp. 387–397.
Sulistianingsih, A. and Yanti, D. A. M. (2016) ‘Kurangnya Asupan Makan Sebagai Penyebab Kejadian Balita Pendek ( Stunting )', Jurnal Dunia Kesehatan, 5(1), pp. 71–75.
Trisasmita, L. et al. (2020) ‘Identification Of Dietary Diversity Associated With Stunting In Indonesia', Malaysian Journal Of Nutrition, 26(1), pp. 85–92.
Udoh, E. E. and Amodu, O. K. (2016) ‘Complementary Feeding Practices Among Mothers And Nutritional Status Of Infants In Akpabuyo Area, Cross River State Nigeria', SpringerPlus. Springer International Publishing, 5(1).
Ulfani., Dian Hani, Drajat Martianto, Y. F. B. (2011) ‘Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Dan Kesehatan Masyarakat Kaitannya Dengan Masalah Gizi Underweight, Stunted, Dan Wasted Di Indonesia: Pendekatan Ekologi Gizi', Jurnal Gizi dan Pangan, 6(1), pp. 59–65.
Umeta, M. et al. (2003) ‘Factors Associated With Stunting In Infants Aged 5-11 Months In The Dodota-Sire District, Rural Ethiopia', Journal of Nutrition, 133(4), pp. 1064–1069.
Wantina, M., Rahayu, L. S. and Yuliana, I. (2017) ‘Keragaman Konsumsi Pangan Sebagai Faktor Risiko Stunting Pada Balita Usia 6-24 Bulan', Journal UHAMKA, 2(2), pp. 89–96.
WHO. (2010) Nutrition Landscape Information System: Country Profile Indicators Interpretation Guide.
UNICEF, WHO & World Bank Group. (2017) Levels And Trends In Child Malnutrition
UNICEF, WHO & World Bank Group. (2019) Levels And Trends In Child Malnutrition.
Widyaswari, R. (2011) Hubungan Waktu Pengenalan Makanan Pendamping ASI Dengan Status Gizi Pada Bayi Usia 6-24 Bulan Di Kecamatan Banjarsari Surakarta Universitas Sebelas Maret, 2011.
Media Gizi Kesmas by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author(s) to hold the copyright and to retain the publishing right of the article without restrictions.
2. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution-Share-Alike (CC BY-SA).
3. The Creative Commons Attribution-Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violations.