Proses Asuhan Gizi Terstandar pada Pasien Pediatri Bronkopneumonia dan Kejang Demam Sederhana Pasca Konvulsi dengan Pemberian Diet Tinggi Kalori dan Tinggi Protein: Sebuah Laporan Kasus

proses asuhan gizi diet tinggi kalori tinggi protein Kejang demam sederhana Radang paru-paru

Penulis

June 30, 2024
Photo by CDC on Unsplash

Unduhan

Latar Belakang: Pasien pediatri dengan diagnosa bronkopneumonia dan Kejang Demam Sederhana (KDS) pasca konvulsi membutuhkan asuhan gizi khusus untuk mencegah kerusakan jaringan tubuh, pemulihan tubuh serta memenuhi asupan zat gizi. Selain itu, pasien dengan bronkopneumonia dan Kejang Demam Sederhana (KDS) pasca konvulsi terkadang juga mengalami penurunan nafsu makan dan konsumsi makanan yang kurang adekuat. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dengan pemberian diet Tinggi Kalori dan Tinggi Protein (TKTP) dilakukan guna memberikan makanan sesuai kebutuhan, sehingga membantu mempercepat proses penyembuhan serta meminimalisir terjadinya komplikasi penyakit.

Tujuan: Untuk mengetahui tata laksana proses asuhan gizi terstandar pada pasien pediatri bronkopneumonia dan Kejang Demam Sederhana (KDS) pasca konvulsi dengan pemberian diet tinggi kalori dan tinggi protein.

Metode: Studi kasus dilakukan pada bulan Januari 2023 pada pasien rawat inap di RSI Jemursari Surabaya. Sampel penelitian diperoleh dengan memilih pasien berdasarkan kriteria kasus besar meliputi rawat inap pasien >3 hari dan terdapat komplikasi penyakit pada pasien. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan meninjau riwayat kesehatan pasien melalui rekam medis atas persetujuan perawat jaga dan didampingi oleh ahli gizi rumah sakit.  Metode yang diterapkan pada pasien adalah dengan wawancara orang tua pasien untuk domain fisik, memantau rekam medis pasien pada domain biokimia, observasi selama 3 hari berturut-turut pada domain asupan yang dilihat dari 9 kali makan melalui food recall 24H dan visual comstock. Peneliti juga melakukan studi literatur guna melengkapi informasi yang diperlukan.

Hasil: Setelah dilakukan monitoring dan evaluasi yang dilakukan selama 3 hari didapatkan hasil bahwa suhu tubuh pasien berada pada rentang normal (tidak demam), berat badan pasien konstan/tetap, indikator biokimia tidak dapat dipantau peningkatan maupun penurunannya dikarenakan tidak terdapat hasil laboratorium pada hari berikutnya, dan pemenuhan asupan nutrisi pasien yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut menunjukkan peningkatan hasil secara bertahap hingga >80%.

Kesimpulan: Pada kasus ini, pemulihan kondisi pasien cukup cepat. Terjadi peningkatan nafsu makan dan konsumsi makanan meningkat secara bertahap hingga >80%. Secara keseluruhan, intervensi gizi yang diberikan tercapai.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 3 > >>