USAHA PRODUKSI JAMU TERSTANDAR DI PEDESAAN (VILLAGE JAMOE CENTRE) SECARA AGROINDUSTRI MELALUI TEKNOLOGI 6 M SIMPLISIA MENUJU MASYARAKAT SEHAT CERDAS
Downloads
Herbal medicine business is sideline business for mothers largely. Education and training participants of Ipteks bagi Masyarakat (IbM) event not to be organized professionally. The purposes of IbM program are: 1) improve the knowledge of herbal medicine plants 2) improve skilss in selecting, drying , mixing , grinding and make simplicia (6M) 3) increase the efficacy and instant herbal production (dry form) and 4) to develop human resources in the processing of herbs. Methods of IbM program is cooperating with UMKM to held Ipteks bagi Masyarakat (IbM) on knowledge of medicinal plants. Education and training to participants of UMKM business groups that the efficacy of medicinal plants used by the community, how to make retrieval and instant empon- empon and technology of 6 M simplicia. Results IbM activity is a member of UMKM has already implement 1) manufacture in sorting bulbs between the leaves, stems and roots 2) apply the harvest time of toga 3) ways to avoid losing the drying properties 4) herbal packs are labeled (powder or in capsules) and increased income herbal vendors . It is suggested that activities of IbM held continuously every year to monitor the development of UMKM in order to be become the center of herbs by involving students to create new entrepreneurs.
Abstrak
Bisnis obat herbal merupakan usaha sampingan bagi ibu sebagian besar. Peserta pelatihan dan pelatihan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) tidak diorganisir secara profesional. Tujuan program IbM adalah: 1) meningkatkan pengetahuan tanaman jamu 2) memperbaiki skill dalam memilih, mengeringkan, mencampur, menggiling dan membuat simplisia (6M) 3) meningkatkan khasiat dan produksi jamu instan dan 4) untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam pengolahan tumbuhan. Metode program IbM bekerja sama dengan UMKM untuk menyelenggarakan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) tentang pengetahuan tanaman obat. Pendidikan dan pelatihan kepada peserta kelompok usaha UMKM bahwa khasiat tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat, bagaimana membuat teko dan teko empuk dan teknologi 6 M simplicia. Hasil Kegiatan IbM adalah anggota UMKM yang telah menerapkan 1) pembuatan dalam memilah umbi antara daun, batang dan akar 2) mengaplikasikan waktu panen toga 3) cara menghindari kehilangan sifat pengeringan 4) bungkusan herbal diberi label (bedak atau dalam kapsul) dan meningkatkan pendapatan penjual herbal. Disarankan agar kegiatan IbM terus dilakukan setiap tahun untuk memantau perkembangan UMKM agar bisa menjadi pusat tanaman obat dengan melibatkan siswa untuk menciptakan wirausaha baru.
Broeke,Y.T. 1987. Pelayanan Kesehatan di Pedesaan Di Jawa Timur. Institute of Cultural Anthropologi/Sociology of Development, Free University Amsterdam, Nederland.
Hakim,A.S. 1988. Bunga Rampai. Petunjuk Praktis Pemanfaatan Tanaman Berkhasiat Indonesia. (Tanpa Penerbit)
Mardisiswojo,S dan H. Radjakmangunsudarso. 1975. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang. (Tanpa Penerbit).
Maheshwari H., 2002, "Pemanfaatan Obat Alami : Potensi dan Prospek Pengem- bangan”,http ://rudct.tripod.com./ sem2_012/hera_maheshwari.htm
Marjo, Y.S. 1990. Aneka resep Obat Kuno Mujarab. Penerbit Bintang Timur Surabaya. Indonesia.
Pramono S., 2002, Reformulasi Obat Tradisional, Seminar Sehari "Reevaluasi dan Reformulasi Obat Tradisional Indonesia”, Majalah Obat Tradisional & Fak.Farmasi UGM, Yogyakarta.
Saptorini E., 2000, Efek Samping Tanaman Obat, Sisipan (Mudah, Murah, Manjur) SENIOR,No.58.
Slamet,M. 1987. Pentingnya Pelestarian Usaha Jamu Tradisional Di Jawa Timur. Lemlit Unair.
Wijayakusuma,H.M.H, S. Dalimartha dan A.S. Wirian. 1992. Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia. Penerbit Pustaka Kartini.
Wurlina, S. Zakaria, DK. Meles, W. Sastrowardoyo. 2005. Pendidikan dan Pelatihan Tanaman Obat. LPPM. Unair. Surabaya.
Wurlina, S. Zakaria, DK. Meles, W. Sastrowardoyo. 2008. Materi Pendidikan dan Pelatihan Jamu Gendong. LPPM. Unair. Surabaya.
JLM by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.