Hubungan Tinggi Badan Ibu dan Riwayat Pemberian MP-ASI dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan
Downloads
Background:Stunting is a short body condition that occurs due to a lack of intake of various nutrients. Maternal body size may be one of the factors causing stunting in children.
Objective:The purpose of this study was to analyze the relationship between maternal height and complementary feeding history with The Incidence of Stunting on Age 24-59 months.
Methods:The cross-sectional study was carried out in Maron District, Probolinggo Regency.The sampling was carried out by multistage random sampling method with a sample of 97 pairs of mothers and under five years old children. Independent variables observed were maternal stature and complementary feeding history which consists of the age of first given food, complementary feeding texture, frequency, and amount of complementary food given. The dependent variable was the occurrence of stunting. Data analysis used in this study was chi-square test.
Results:This study shows the results of a significant association between complementary feeding at the age of first given food at the age of first given food that is before, during, or after a 6 month old with the incidence of stunting p=0.012. On the other hand, there was no correlation between complementary feeding texture p=0.788, frequency p=0.208, amount of complementary food given p=0.107, and maternal height p=0.704 with the incidence of stunting.
Conclusion: In conclusion, complementary feeding history was related to the incidence of stunting in infants, whereas complementary feeding texture, frequency, amount of complementary food and maternal height had no impact on the incidence of stunting in infants.
ABSTRAK
Latar Belakang:Stunting merupakan keadaan tubuh pendek akibat dari kekurangan asupan berbagai macam zat gizi. Ukuran tubuh ibu mungkin menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya stunting pada anak.
Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara tinggi badan ibu dan riwayat pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan.
Metode: Menggunakan cross sectional dilakukan di Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo. Pengambilan sampel dilakukan secara multistage random sampling dengan besar sampel 97 ibu-balita. Variabel bebas yang diamati antara lain tinggi badan ibu dan riwayat pemberian MP-ASI yang terdiri dari usia pertama kali diberikan makanan, bentuk, frekuensi, dan jumlah MP-ASI sedangkan variabel tergantung adalah kejadian stunting. Analisis data yang digunakan adalah uji chi-square.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian makanan pendamping ASI pada usia pertama kali diberikan makanan yaitu sebelum, saat, atau sesudah bayi berusia 6 bulan dengan kejadian stuntingp=0,012 sebaliknya tidak ada hubungan antara bentuk p=0,788, frekuensi p=0,208, jumlah p=0,107 dan tinggi badan ibu p=0,704, dengan kejadian stunting.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah riwayat pemberian MP-ASI pada faktor usia balita pertama kali diberikan MP-ASI berhubungan dengan kejadian stunting pada balita, sedangkan bentuk, frekuensi, jumlah makanan yang diberikan serta tinggi badan ibu balita tidak memiliki hubungan dengan kejadian stunting.
UNICEF. Improving Child Nutrition The Achievable Imperative For Global Progress. (2013).
WHO. Nutrition Landscape Information System (NLIS) Country Profile Indicators : Interpretation Guide. Switzerland. (WHO Press, 2010).
Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar 2013. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Balitbangkes. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
Sekretariat, W. P. R. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). 1, (2017).
WHO. Childhood Stunting : Context , Causes and Consequences WHO Conceptual framework. 9, (2013).
UNS/SCN. Maternal Nutrition and the Intergenerational Cycle of Growth Failure Sixth Report on the World Nutrition Situation. (2013).
Sumarmi, S. Maternal Short Stature and neonatal stunting : An Inter-Generational Cycle Of Malnutrition. in conference 265–272 (2016).
Bahmat, D., Bahar, H. & Jus'at, I. Hubungan Asupan Seng, Vitamin A, Zat Besi dan Kejadian pada Balita (24-59 Bulan) dan Kejadian Stunting di Kepulauan Nusa Tenggara (RISKESDAS 2010). 1–14 (2010).
Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Budiman & Riyanto. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. (Salemba, 2013).
Mubarak, W., Chayatin, N., Rozikin, K. & Supradi. in Graha Ilmu (2007).
Rahmawati, A., Bahar, B. & Salam, A. in 1–16 (Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Hasanuddin, 2012).
Amin, N. A. & Julia, M. Faktor Sosiodemografi dan Tinggi Badan Orang Tua serta Hubungannya dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-23 Bulan. J. Gizi dan Diet. Indones. 2, 170–177 (2014).
Fikawati, S., Syafiq, A. & Veratamala, A. Gizi Anak dan Remaja. (PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2017).
Nadiyah, Briawan, D. & Martianto, D. Faktor Resiko Stunting Pada Anak Usia 0-23 Bulan di Provinsi Bali, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Gizi dan Pangan 9, 125–132 (2014).
Purwaningrum, S. & Wardani, Y. Hubungan Antara Asupan Makanan dan Status Kesadaran Gizi Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon Bantul. J. Kesmas 6, 190–202 (2012).
Nasikhah, R. & Margawati, A. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-36 bulan di Kecamatan Semarang Timur. J. Nutr. Coll. Undip 1, 176–184 (2012).
Huda, N. & K, H. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa NANDA NIC-NOC. (Media Action, 2013).
Simanjuntak, E. Hubungan Riwayat Status Kesehatan Bayi dan Status Gizi Ibu Hamil Terhadap Kejadian Stunted Pada Anak Usia 12-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Mersam Kabupaten Batang Hari Tahun 2015. Sci. J. 3, 222–230 (2015).
Aridiyah, F. O., Rohmawati, N. & Ririanty, M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan ( The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas ). 3, (2015).
Kartikawati. Hubungan Tinggi Badan Ibu dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan. Keperawatan dan Kebidanan Aisyiyah 10, 15–24 (2011).
Mamabolo, R. L., Alberts, M., Steyn, N. P., Waal, H. A. D. De & Levitt, N. S. Prevalence and Determinants of Stunting and Overweight in 3-year-old black South African Children Residing in the Central Region of Limpopo Province , Prevalence and determinants of stunting and overweight in 3-year-old black South African children residi. Public Health Nutr. 8, 501–508 (2014).
Hanum, F., Khomsan, A. & Heryatno, Y. Hubungan asupan gizi dan tinggi badan ibu dengan status gizi anak balita. J. Gizi dan Pangan 9, 1–6 (2014).
Widyaswari, R. Hubungan Waktu Pengenalan Makanan Pendamping ASI dengan Status Gizi pada Bayi usia 6-24 bulan di Kecamatan Banjarsari Surakarta. (2011).
Rohmani, A. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Anak Usia 1-2 Tahun di Kelurahan Lamper Tengah Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang. in Prosiding Seminar nasional Unimus (2010).
Widyawati, Febry, F. & Destriatania, S. Analisis Pemberian MP-ASI dengan Status Gizi pada Anak usia 12-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu, Empat Lawang. Ilmu Kesehat. Masy. 7, 139–149 (2016).
Proverawati, A. & Erna, K. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. (Muha Medika, 2011).
Pakhri, A., Lestari, retno S., Suaib, F. & Suhardi, D. Gambaran Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Status Gizi pada Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Bonto Bunga Kabupaten Maros. Media Gizi Pangan XIX, 41–48 (2015).
Welasasih, B. D. & Wirjadmadi, R. B. Beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi balita stunting. Indones. J. Public Heal. 8, 99–104 (2012).
Nurwanti, E., Hildagardis & Alit, G. Praktik pemberian makanan pendamping ASI ( MP-ASI ) bukan faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan. Gizi dan Diet. Indones. 2, 126–139 (2014).
Adriani, M. Pengaruh seng pada suplementasi vitamin A dosis tinggi terhadap status infeksi dan pertumbuhan linier balita. (Airlangga Surabaya, 2009)
AMERTA NUTR by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.