Perbedaan Status Gizi dan Penyakit Infeksi pada Anak Baduta yang Diberi ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif
Downloads
Background: The coverage of exclusive breastfeed in East Java has not reached the target has decreased in 2015. Working mother and the failed breast crawl implementation is factor that can inhibit exclusive breastfeed. Non exclusive breastfeed in infant will increase the risk of malnutrition and infectious disease.
Objectives: The purpose of this study is to analyze the difference of nutritional status and infectious disease in exclusive breastfeed dan non exclusive breastfeed toodler age 12-24 months in Randegan village, Tanggulangin, Sidoarjo.
Methods: The research was an observational analytic with cross sectional design. The sampel of this study was 44 toddlers in Randegan Village, Tanggulangin, Sidoarjo. Consists of 22 each exclusive breastfeed dan non breastfeed toddlers. The data were collected by questionnaires and weight measurement. Data were analyzed using chi square.
Result: Normal nutritional status of exclusive breastfeed toddlers was 95.5% and of non exclusive breastfeed was 59.1%. The incidence of infection disease of exclusive breastfeed was 27.3% and of non exclusive breastfeed was 81.8%. The result of this study in both group showed of exclusive breastfeed and non exclusive breastfeed toodlers were significant (p<0.05) in nutritional status and incidence of infectious disease.
Conclusion: Exclusive breastfeed toodlers has a better nutritional status and lower incedence of infectious disease than non exclusive breastfeed toddlers. Mother of toddlers should pay more attention to monitoring of growth and development in children, hygiene and sanitation, and giving nutritious and balanced food intake.
ABSTRAK
Latar belakang: Cakupan ASI eksklusif di Jawa Timur belum mencapai target dan mengalami penurunan pada tahun 2015. Ibu yang bekerja dan kegagalan pelaksanaan IMD merupakan faktor yang dapat menghambat pemberian ASI eksklusif. Pemberian non ASI eksklusif pada bayi akan meningkatkan risiko malnutrisi dan kejadian penyakit infeksi.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa perbedaan status gizi dan kejadin penyakit infeksi pada anak baduta ASI esklusif dan non ASI eksklusif usia 12-24 bulan di Desa Randegan, Tanggulangin, Sidoarjo.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel terdiri dari 44 anak baduta di Desa Randegan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Dimana terdiri dari anak baduta ASI eksklusif dan non ASI eksklusif masing-masing berjumlah 22 anak baduta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan penimbangan berat badan. Data dianalisis menggunakan chi square.
Hasil: Status gizi baik anak baduta ASI eksklusif yaitu 95,5% dan non ASI eksklusif yaitu 59,1%. Kejadian penyakit infeksi pada anak baduta ASI eksklusif yaitu 27,3% dan non ASI eksklusif yaitu 81,8%. Hasil dari penelitian pada kedua kelompok menunjukkan ada perbedaan signifikan (p<0,05) pada status gizi dan kejadian penyakit infeksi.
Kesimpulan: Anak baduta ASI eksklusif memiliki status gizi baik yang lebih tinggi dan kejadian penyakit infeksi yang lebih rendah dari pada anak baduta non ASI eksklusif. Ibu anak baduta harus lebih memperhatikan higieni sanitasi lingkungan dan memberikan asupan makanan yang bergizi serta berimbang.
Adriani M, Wirjatmadi B. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana; 2012.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2015. Available from http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2015/15_Jatim_2015.pdf. Diakses pada 9 Oktober 2017.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo. 2016. Available from http://dinkes.sidoarjokab.go.id/profil-kesehatan-kabupaten-sidoarjo-tahun-2015/. Diakses pada 9 Oktober 2017
Aziezah, N. Perbedaan Tingkat Konsumsi dan Status Gizi Antara Bayi dengan Pemberian ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif. Skripsi. Universitas Airlangga; 2011.
Susetyowati. Gizi Bayi dan Balita dalam Ilmu Gizi: Teori dan Aplikasi.Hardiansyah & Supariasa (editor). Jakarta: EGC; 2016.
Marimbi H. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia Tahun 2017. 2017. Available from http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/Pedoman_Penyelenggaraan_Pekan_ASI_Sedunia_PAS.pdf. Diakses pada 9 Oktober 2017
Kementrian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. 2014. Available from http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-asi.pdf. Diakses pada 9 Oktober 2017
Rahmitasari P, Ichsan B, Ermawati S. Perbedaan Frekuensi Diare Antara Bayi yang Diberi ASI Eksklusif dengan Bayi yang Diberi Susu Formula Pada rentang Usia 2-4 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Klaten Tengah. Biomedika 2010;4(2). Available from http://download.portalgaruda.org/article.php?article=354551&val=8128&title=PERBEDAAN%20FREKUENSI%20DIARE%20ANTARA%20BAYI%20YANG%20DIBERI%20ASI%20EKSKLUSIF%20DENGAN%20BAYI%20YANG%20DIBERI%20SUSU%20FORMULA%20PADA%20RENTANG%20USIA%202-%204%20BULAN%20DI%20WILAYAH%20KERJA%20PUSKESMAS%20KLATEN%20TENGAH. Diakses pada 9 Oktober 2017.
Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. 2016. Available from http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf. Diakses pada 9 Oktober 2017.
Juliastuti R. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Status Pekerjaan Ibu, dan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif. Tesis. Universitas Sebelas Maret; 2011.
Aziezah N, Adriani M. Perbedaan Tingkat Konsumsi dan Status Gizi Antara Bayi dengan Pemberian ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif. Media Gizi Indonesia 2013;9(1):78-83.
Aminah TC, Rahmawati LS, Sulistiyani. Perbedaan Status Gizi dan Status Infeksi Bayi (6-11 Bulan) yang Diberi ASI Eksklusif dengan yang Diberi Susu Formula (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember). E-journal Pustaka Kesehatan 2014;2(2):293-299. Available from http://download.portalgaruda.org/article.php?article=376085&val=5039&title=PerbedaanStatusGizidanStatusInfeksiBayi(6-11Bulan)yangDiberiASIEksklusifdenganyangDiberiSusuFormula(StudidiWilayahKerjaPuskesmasArjasaKabupatenJember)[TheDifferencesofNutritionalStatusandInfectionStatusbeetwenExclusiveB. Diakses pada 9 Oktober 2017.
Setyarini A, Mexitalia M, Margawati A. Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif terhadap Mental Emosional Anak Usia 3-4 Tahun. Jurnal Gizi Indonesia 2015;4(1):16-21. Available from http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/12323/9329. Diakses pada 9 Oktober 2017
Unicef. Paket Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak. 2016. Available from https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0ahUKEwjY-pyE8uPWAhUGkpQKHbi0AIgQFgg-MAM&url=https%3A%2F%2Fwww.medbox.org%2Fpaket-konseling-pemberian-makan-bayi-dan-anak%2Fdownload.pdf&usg=AOvVaw2FKetllq_LD0JnP8me_rSU. Diakses pada 9 Oktober 2017
Riksani R. Keajaiban ASI. Jakarta: Dunia Sehat; 2012.
Kusumayanti N. Faktor Determinan Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Skripsi. Universitas Airlangga; 2017.
Kurniawan B. Determinan Keberhasilan Air Susu Ibu Eksklusif. Jurnal Kedokteran Brawijaya 2013;27(4):236-240. Available from https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0ahUKEwj34u7s8uPWAhWMEpQKHaxJDG8QFggvMAE&url=http%3A%2F%2Fjkb.ub.ac.id%2Findex.php%2Fjkb%2Farticle%2Fdownload%2F365%2F346&usg=AOvVaw0bwBInZIeIkf14wI7pimXg. Diakses pada 9 Oktober 2017
Kusuma KE. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 2-3 Tahun (Studi di Kecamatan Semarang Timur). Skripsi. Universitas Diponegoro; 2013.
Febriyanti R, Dwi E. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Desa Gilang Taman Sidoarjo. Jurnal Keperawatan 2014: pp. 7-10. Available from http://www.stikeshangtuah-sby.ac.id/v1/?mod=jurnal_detail&title=Analisis%20Faktor%20Yang%20Mempengaruhi%20Pemberian%20ASI%20Eksklusif%20Di%20Desa%20Gilang%20Taman%20Sidoarjo&id=106. Diakses pada 9 Oktober 2017
Roesli U. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda; 2008.
Dintansari EO, Anasari T, Fridayanti W. Studi Komparatif Penambahan Berat Badan Bayi Umur 0-6 bulan yang Diberi MP-ASI dan Tanpa Diberi MP-ASI. Jurnal Ilmiah Kebidanan 2010;1(1):98-107. Available from http://download.portalgaruda.org/article.php?article=200721&val=6633&title=STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI. Diakses pada 9 Oktober 2017
Soetjiningsih. ASI: Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC; 1997. Available from https://books.google.co.id/books?id=S5jF4XXpwP4C&pg=PR2&lpg=PR2&dq=petunjuk+untuk+tenaga+kesehatan+ASI+asalah&source=bl&ots=xkwor29I6p&sig=fNP9Ot9_i7mzGpoBtaCDr6Pf_50&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=petunjuk%20untuk%20tenaga%20kesehatan%20ASI%20asalah&f=false. Diakses pada 9 Oktober 2017
Widarini NP, Sumasari NL. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian ISPA pada Bayi. Jurnal Ilmu Gizi (JIG) 2010;1(1):28-41. Available from http://poltekkes-denpasar.ac.id/files/JIG/V1N1/widarini.pdf. Diakses pada 9 Oktober 2017.
Rahman A, Nur AF. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Managaisaki. Jurnal Kesehatan Tadulako 2015;1(1):39-48. Available from https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwj9u8LcoOXWAhVENJQKHZCyCZ4QFggmMAA&url=http%3A%2F%2Fjurnal.untad.ac.id%2Fjurnal%2Findex.php%2FHealthyTadulako%2Farticle%2Fdownload%2F5732%2F4498&usg=AOvVaw2m7hdkoEEiNlBQ5hSbFcjy. Diakses pada 9 Oktober 2017
AMERTA NUTR by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.