Gambaran Sisa Makanan Pasien Rawat Inap RSUD Kabupaten Sidoarjo

food waste patients patient room hospital

Authors

Downloads

ABSTRACT

Background: The quality of nutrition services can be seen through the patient's leftovers as the result of hospital food system management. High food waste could impact on increasing the risk of malnutrition in hospitalized patients.

Objective: This study aimed to determine the food waste description among patients in Sidoarjo General Hospital.

Method: This was a descriptive study used a cross-sectional design with a total sample of 150 patients selected by proportional sampling in each in patient room during September 2019. Data was taken using the comstock form and then translated into percent of food waste and lost of food costs.

Results: The highest percentage of leftovers from hospitalized patients was found in vegetable side dishes (30.72%) and the lowest was in animal side dishes (21.81%). The higher class of inpatient room, the lower the percentage of food waste. Foods that were intact by patients were highest during dinner (38.0%). The highest loss due to costs lost from whole food came from inpatient class I which amounted to IDR 1,680,000.

Conclusion: The food waste of inpatients at Sidoarjo General Hospital was still quite high. Evaluation of factors causing high food waste in inpatients can be done to reduce percent of food waste and food cost efficiency.

ABSTRAK 

Latar Belakang: Kualitas mutu pelayanan gizi dapat dilihat melalui sisa makanan pasien hasil manajemen penyelenggaraan makanan rumah sakit. Tingginya sisa makanan dapat berdampak pada peningkatan risiko malnutrisi pada pasien rawat inap.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sisa makanan pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Sidoarjo.

Metode: Penelitian deskriptif ini menggunakan desain potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 150 pasien dipilih secara proportional sampling di masing-masing ruangan rawat inap pada bulan September 2019. Data diambil menggunakan formulir comstock lalu diterjemahkan dalam bentuk persen sisa makanan dan foodcost yang hilang. Tingginya persentase makanan ditentukan dengan standar Depkes 2013 yaitu apabila melebihi 20%.

Hasil: Persentase sisa makanan pasien rawat inap tertinggi ditemukan pada lauk nabati (30,72%) dan terendah pada lauk hewani (21,81%). Semakin tinggi kelas rawat inap, maka semakin rendah persentase sisa makanan. Makanan yang utuh atau tidak tersentuh oleh pasien paling tinggi terjadi saat makan sore (38,0%). Kerugian tertinggi akibat biaya yang hilang dari makanan utuh berasal dari rawat inap kelas I yaitu sebesar Rp. 1.680.000,00.

Kesimpulan: Sisa makanan pasien rawat inap di RSUD Kabupaten Sidoarjo masih tergolong cukup tinggi. Evaluasi faktor penyebab tingginya sisa makanan pada pasien rawat inap dapat dilakukan untuk menurunkan persen sisa makanan dan efisiensi foodcost.

Most read articles by the same author(s)