Efektivitas Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan Pada Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Simomulyo, Surabaya
Downloads
Background:One of the efforts made in overcoming malnutrition in the toddler age group is by implementing a Recovery Supplementary Feeding program.
Objectives: The purpose of this study was to analyze the differences in nutritional status of children based on weight for height before and after the Supplementary Food Recovery and differences in nutritional status of children after Supplementary Food Recovery and when they had not received Supplementary Food Recovery in the Simomulyo Community Health Center work area.
Methods: This study was observational study using case-control design. A total of 38 toddlers with history of obtaining Supplemental Feeding Recovery (PMT) Program in the working area of Simomulyo Health Center were randomly selected. Nutritional status of toddlers is obtained using anthropometric methods of body weight and height / body length. Statistically tested using t-test paired with a significance level of <0.05.
Results: After not getting Supplemental Feeding Recovery, it was found that 2.6% of children under five severely wasting, 34.2% wasting, and 63.2% had normal nutritional status. There was a decrease in the percentage of infants with normal nutritional status compared to after completing PMT Recovery program from 68.4% to 63.2%. There were no significant differences in nutritional status of children before and after the program (p=0.585). There was no difference between the nutritional status of children under five after the program and when they had not received the program (p=0.430)
Conclusions: There was no difference in nutritional status of children (weight-for-height) before and after Supplemental Feeding Recovery Program.
ABSTRAK
Latar Belakang: Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kekurangan gizi pada kelompok usia balita adalah program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis adanya perbedaan pada status gizi balita berasarkan BB/TB sebelum dan setelah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan serta perbedaan status gizi balita setelah PMT Pemulihan dan saat sudah tidak mendapat PMT Pemulihan di wilayah kerja Puskesmas Simomulyo.
Metode: Penelitian ini adalah peneitian observasional dengan desain penelitan cross sectional. Lokasi penelitian adalah di wilayah kerja Puskemas Simomulyo, Surabaya. Sebanyak 38 balita dengan riwayat mendapat PMT Pemulihan dipilih secara acak menggunakan metode simple random sampling. Status gizi balita didapat menggunakan metode antropometri berat badan dan tinggi/panjang badan. Indeks BB/TB digunakan dalam penilaian status gizi dengan alasan sasaran utama PMT Pemulihan adalah balita dengan status gizi kurus. Uji secara statistik dilakukan menggunakan uji t berpasangan dengan tingkat signifikansi <0,05.
Hasil: Setelah 3 bulan mendapat PMT Pemulihan ada peningkatan persentase balita dengan status gizi normal dari 65,8% menjadi 68,4%. Setelah tidak mendapat PMT Pemulihan ada penurunan persentase balita dengan status gizi normal menjadi 63,2%. Tidak ada perbedaan yang bermakna status gizi balita berasarkan BB/TB sebelum dan setelah PMT Pemulihan (p=0,585). Tidak ada perbedaan pada status gizi dapat disebabkan oleh konsumsi PMT yang belum optimal. Begitu juga diketahui tidak ada perbedaan yang bermakana status gizi balita setelah PMT Pemulihan dan saat sudah tidak mendapat PMT Pemulihan (p=0,430).
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan pada status gizi balita dengan indeks antropometri BB/TB saat sebelum PMT Pemulihan dan setelah PMT Pemulihan.
Adriani, M. & Wijatmadi, B. Gizi dan Kesehatan Balita Peranan Mikro Zinc pada Pertumbuhan Balita. (Kencana Prenada Media Grup, 2014).
Kementerian Kesehatan RI. Warta Kesmas ‘Gizi, Investasi Masa Depan Bangsa'. 2, (2017).
Par'i, H. M., Wiyono, S. & Harjatmo, T. P. Bahan Ajar Gizi ‘Penilaian Status Gizi'. (Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, 2017).
NACS. MODULE 2. Nutrition Assessment and Classification. Nutr. Assessment, Couns. Support (2016).
Unicef, World Health Organization & The World Bank. Joint Child Malnutrition Estimates: Levels and Trends in Child Malnutrition. 35 (2012) doi:10.1093/ije/dyr050.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Gizi di Indonesia. (2016).
Kementerian Kesehatan RI. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang (Bantuan Operasional Kesehatan). Ditjen Bina Gizi dan Kesehat. Ibu dan Anak Kementeri. Kesehat. RI 1–40 (2011) doi:10.1017/CBO9781107415324.004.
Republik Indonesia. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan. (2013).
Kementerian Sosial RI. Modul Kesehatan dan Gizi. Progr. Kel. Harapan Kementeri. Sos. RI 1–117 (2018).
DeBoer, M. D. et al. Early Childhood Growth Failure and The Developmental Origins of Adult Disease: Do Enteric Infections and Malnutrition Increase Risk for The Metabolic Syndrome? Nutr. Rev. 70, 642–653 (2012).
Hoddinott, J. et al. Adult Consequences of Growth Failure in Early Childhood. Am. J. Clin. Nutr. 98, 1170–1178 (2013).
Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016. (2017).
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2018. (2017).
Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar 2013. (2013) doi:1 Desember 2013.
World Health Organization. Country Profile Indicators ‘Interpretation Guide'. Nutr. Landacape Inf. Syst. 1–51 (2010) doi:10.1159/000362780.Interpretation.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jendela Data dan Inf. Kesehat. 1, 2 (2018).
Kementerian Kesehatan RI. Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan (Balita - Anak Sekolah - Ibu Hamil). (2017).
Rini, I., Pangestuti, R. D. & Rahfiludin, M. . Z. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Terhadap Perubahan Status Gizi Balita Gizi Buruk Tahun 2017 (Studi di Rumah Gizi Kota Semarang). J. Kesehat. Masy. 5, 698–705 (2017).
Fitriyanti, F. & Mulyati, T. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Terhadap Status Gizi Buruk di Dinas Kesehatan Kota Semarang Tahun 2012. J. Nutr. Coll. 1, 373–381 (2014).
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Gizi Seimbang. Riskesdas 99 (2014).
Arifin, Z. Gambaran Pola Makan Anak Usia 3-5 Tahun Dengan Gizi Kurang Di Pondok Bersalin Tri Sakti Balong Tani Kecamatan Jabon–Sidoarjo. Midwiferia 1, 16 (2015).
Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia vol. 51 (2015).
Wardani, M. S. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita Di RW 06 Kelurahan Pancoran Mas Kecamatan Pancoran Mas - Depok. (2012).
Patimah, S. Gizi Remaja Putri Plus 1000 Hari Pertama Kehidupan. (PT Refika Aditama, 2017).
Kementerian Kesehatan RI. Situasi Diare di Indonesia. Bul. Jendela Data dan Inf. Kesehat. 2, 1–44 (2011).
Adriani, M. & Wijatmadi, B. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. (Kencana Prenada Media Grup, 2014).
Wati, S. P. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Ibu dan Pendapatan Orangtua dengan Status Gizi Anak Balita Usia 1-5 tahun di Desa Duwet Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. (Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2018).
Nurina, R. Program Pemberian Makanan Tambahan untuk Peningkatan Status Gizi Ibu Hamil dan Balita di Kecamatan Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan, Karawang. J. CARE 1, 44–49 (2016).
Ersa, A., Artathi Eka, S. & Walin. Efektivitas Program PMT Pemulihan Terhadap Kenaikan Berat Badan Pada Balita Status Gizi Buruk di Kabupaten Banyumas. J. Ilm. Kebidanan 4, 220–226 (2013).
Anggraeni, S. & Hari Poernomo, D. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Terhadap Pertumbuhan Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Puskesmas Kota Wilayah Selatan Kediri. J. Penelit. STIKES Kediri 4, 1-7–7 (2011).
Retnowati, D. H., Syamsianah, A. & Handarsari, E. Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Terhadap Perubahan Berat Badan Balita Bawah Garis Merah Kecacingan Di Wilayah Puskesmas Klambu Kabupaten Grobogan. J. Gizi Univ. Muhammadiyah Semarang 4, 30–36 (2015).
Puspita Febrindari, A. & Nuryanto. Hubungan Asupan Energi, Protein, Seng, Dan Kejadian Infeksi Kecacingan Status Gizi Anak Umur 12-36 Bulan. J. Nutr. Coll. 5, 353 (2016).
Hidayati, B. S. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Biskuit yang Diperkaya Protein Tepung Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dengan Status Gizi dan Morbiditas Balita di Warungkiara, Bantargadung, Kabupaten Sukabumi. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53464 (2011).
Adelasanti, A. N. & Rakhma, L. R. Hubungan Antara Kepatuhan Konsumsi Pemberian Makanan Tambahan Balita dengan Perubahan Status Gizi Balita di Puskesmas Pucangsawit Surakarta. J. Dunia Gizi 1, 92–100 (2018).
AMERTA NUTR by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.