Kebiasaan Makan Remaja Putri yang Berhubungan dengan Anemia : Kajian Positive Deviance
Downloads
Background: Female adolescents are at risk of anemia due to the imbalance of nutrient intake and unhealthy consumption habits.
Objectives: Research aimed to analyzed food consumption habits related to anemia of female college students. Moreover, this research aims to analyzed the positive deviance of female college students who did not experience anemia.
Methods: Across sectional study was conducted, with the sample of 60 were randomly selected from female college students aged 17-20 years old who live at female boarder of the Airlangga Universitas. The dependent varible was status of anemia, meanwhile independent variables were nutrient intake including the intake of carbohydrate, protein, vitamin C and Fe, enhancer and inhibitor subtances. Pearson correlation test was used for ratio data, while Spearman correlation test was used for nominal and category data. In-depth interview was used to explore the positive habits of respondents who did not suffer from anemia.
Results: The result shows that 70% of the respondents was anemia. The Most poor nutrition intake among respondents was intake of vitamin C and Fe (95%). Moreover, there is a correlation between the intake of protein (p=0.027) and enhancer substance (p=0.046) with the anemia status. However, the intake of carbohydrate (p=0.275), vitamin C (p=0.132) and Fe (p=0.618) and inhibitor substance (p=0.771) did not show any correlation with status of anemia status. The informants stated that their positive consumption habits are consuming animal protein and fruits rich of vitamin C, cooking by her self and choosing healty snacks.
Conclusion : The intake of protein and enhancer substances has related with the anemia status of the female adolescents. This is partly due to consumption habits of sufficient animal proteins and fruits rich of vitamin C.
ABSTRAK
Latar Belakang: Remaja putri berisiko mengalami anemia, disebabkan oleh asupan gizi yang rendah dipicu oleh kebiasaan makan remaja yang tidak sehat. Diantara remaja mungkin ada yang tidak anemia, meskipun berada di lingkungan yang kurang mendukung.
Tujuan: Penelitian bertujuan untuk menganalisis asupan zat gizi dan kebiasaan makan yang berhubungan dengan status anemia, serta mengkajikebiasaan makan positif pada remaja yang tidak anemia.
Metode : Penelitian dengan rancangan cross sectional, dilakukan di asrama putri Universitas Airlangga. Besar sampel 60 mahasiswi berusia 17-20 tahun diambil dengan metode simple random sampling. Variabel yang tergantung adalah status anemia dan variabel bebas adalah asupan zat gizi meliputi karbohidrat, protein, vitamin C dan mineral Fe serta asupan zat enhancer dan inhibitor bagi penyerapan zat besi. Uji korelasi Pearson digunakan untuk data berskala rasio dan korelasi spearman untuk data nominal dan kategori. In-dept interview, dilakukan untuk menggali kebiasaan makan responden yang tidak anemia.
Hasil: Sebesar 70% responden mengalami anemia. Sebagian besar (95%) responden asupan vitamin C dan Fe tergolong kurang. Ada hubungan antara asupan protein (p=0,027) dan zat enhancer (p=0,046) dengan status anemia. Tidak ada hubungan antara asupan karbohidrat (p=0,275), vitamin C (p=0,132) dan Fe (p=0,618) serta asupan zat inhibitor (p=0,771) dengan status anemia. Kebiasaan makan positif pada remaja putri yang tidak anemia adalah sering mengkonsumsi protein hewani, memilih buah sumber vitamin C, memasak diwaktu luang dan memilih snack bergizi.
Kesimpulan: Asupan protein dan zat enhancer berhubungan dengan status anemia pada remaja putri. Hal ini disebabkan kebiasaan mengkonsumsi protein hewani dan buah-buahan dengan kandungan vitamin C tinggi.
World Health Organitation. Adolcent Nutrition-A Review of The Stituation Selected South-East AsianCountries 2006. Available from http://www.who.int/nutrition/publications/schoolagechildren/SEA_NUT_163/en/. Diakses pada 23 maret 2016.
Arisman. Buku Ajar Ilmu Gizi-Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC : Jakarta ; 2010
World Health Organitation. Anemia among adolescent and young adult women in Latin America and the Caribbean-A cause for concern 2010. Pan America Heslth Organizatuon. Available from http://www.paho.org/hq/dmdocuments/2010/AnemiaEngWEB.pdf. Diakses pada tanggal 20 maret 2016.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. Prosiding Riskesda. Jakarta; 2013.
Yulinar I. Hubungan antara Pengetahuan tentang Anemia dan Kebiasaan Makan terhadap KadarHemoglobin pada Remaja Putri di Asrama SMA MTA Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wijianto. Dampak Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) dan faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Anemia Gizi Ibu Hamil di Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Institut Pertanian Bogor 2004.
Core. Positive Deviance and Heart : A Resource Guide for Suistainably Rehabilitating Malnourished Children. Project Concern International-Indonesia : Washinton ; 2004.
Notoatmojo S. Metode Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta : Jakarta ; 2010.
Widajanti L. Survei Konsumsi Pangan. BP. Undip Press : Semarang ; 2010.
Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Pedoman Operasional Penanggulangan Anemia Gizi. Depkes RI : Jakarta ; 2008.
Khomsan A. Pangan dan Gizi untuk kesehatan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta ; 2010.
WHO. Prevention of iron deficiency Anemia in Adolescent, Role of Weekly Iron and Folic Supplementation 2011. Available from http://apps.searo.who.int/PDS_DOCS/B4770.pdf?ua=1. Diakses 25 Maret 2016.
Gibson RS. Principles of Nutritional Assesment (second edition). Oxford University Press : New York ; 2005.
Susilowati, Kuspriyanto. Gizi Dalam Daur Kehidupan. PT Refika Aditama : Bandung ; 2016.
Andriani. M, Wirjatmadi. B. Peran Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Kencana : Jakarta ; 2014.
Permenkes RI. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. No.75 tahun 2013.
Tarwoto. Kesehatan Remaja - Problem dan Solusinya. Salemba Medika : Jakarta ; 2010.
Dian PK. Hubungan Asupan Zat Gizi dan Pola Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA N 2 Semarang. Universitas Diponegoro Semarang.
Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi : Gizi Dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta ; 2013.
Mascitelli. L, Goldstein. MR. Inhibitor of Iron Absorption by Polyphenols as an Anti Cancer Mechanism 2010. Available from https://doi.org/10.1093/qjmed/hcq239. Diakses pada 11 Juni 2017.
National Anemia Action Council. Anemia in Afolescent-The Teen Scene 2009. Available from Http://www.anemia.org/patientid/feature-artikel/conten.php?contentid=000348§ioni015. Diakses pada 25 Maret 2017.
Arisanty NR, Yoswenita S. Hubungan antara Asupan Zat Gizi dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Jurnal Ilmiah Inovasi 2012. Vol.1 No.2 165-166.
Tenri Y. Hubungan Pengetahuan, Asupan Gizi dan Faktor lain yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA Kabupaten Kepulauan Selayar 2012. Universitas Indonesi Depok.
Setiawan. Metode Penelitian Survei. LP3ES : Jakarta ; 2004.
Rinieng INS, Sumarmi S. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia pada Santriwati di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1 (2) 2016.
Jacob, Robert A. Vitamin C in-Modern Nutrition in Health and disease1. Ten edition. A Waverly Company. Lea & Febiger : Philadelphia ; 2005.
Setijowati N. Pengaruh Karakteristik Ibu dan kKonsumsi Pangan Terhadap Status Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Jurnal Program Ilmu Gizi FKUB 2012. Vol 2. No.1 20-22.
Masthalina H, Laraeni Y, Dahlia PY. Pola Konsumsi (faktor inhibitor dan enhancer fe) terhadap Status Anemia Remaja Putri. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang 2015. Vol II(1) 80-86.
Proverawati A. Anemia dalam Kehamilan. Nuha Medika : Yogyakarta ; 2013.
Sediaoetama AD. Ilmu Gizi - Untuk Mahasiswa dan Profesi. Dian Rakyat : Jakarta ; 2010.
NovitaSari S. Hubungan Tingkat Asupan Protein, Zat Besi, Vitamin C dan Hemoglobin pada Remaja Putri di SMA Batik 1 Surakarta 2015. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sumarmi S. Masalah Gizi di Indonesia - Project CHN-III. Dirjen Pendidikan tinggi nasional : Jakarta ; 2000.
Gleason G, Scrimshaw NS. An Overview the Functional Significance of Iron Deficiency – Nutritional Anemia. Sight and Life Press : Switzerland ; 2007.
34 Oky NS, Sumarmi S. Hubungan Asupan Mikronutrien dengan Kadar Hemoglobin pada Wanita Usia Subur (WUS). Jurnal Media Gizi Indonesia 2015. Vol.10. No.2. 184-191.
Bambang K. Prospek Teh Indonesia sebagai Minuman fungsional 2008. Available from https://www.scribd.com/document/6601729/Prospek-Teh-Indonesia-Sebagai Minuman – Fungsional. . Diakses pada 2017.
Akhmadi A. Determinan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Kecamatan Mijen Kabupaten Demak 2003. Tesis Universitas Diponegoro Semarang.
Utomo GDN. Hubungan antara Asupan Protein, Vitamin C, dan Kebiasaan Minum Teh dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA Negrei 1 Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah 2013. Thesis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Suhardjo. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara : Jakarta ; 2002.
Sjahmin M. Ilmu Gizi 1. Papas Sinar Sinanti : Jakarta ; 2009.
Stang J, Story M. Adolescent Nutrition -Nutrition Through the Life Cycle. Thomson Wadsworth : USA ; 2005.
Kalsum U, Halim R. Kebiasaan Sarapan Pagi Brerhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja di SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains 2016. Vol. 18. No.1. 9-19.
Citra kesumasari. Anemia Gizi, Masalah dan Pencegahannya. Penerbit Kalika : Yogyakarta ; 2012.
Arumsari E. Faktor Resiko Anemia pada Remaja Putri Peserta Program Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) di Kota Bekasi 2008. Skripsi Institut Pertanian Bogor.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan permasalahannya. Sagung Seto : Jakarta ; 2010.
Adriani M, Wirjatmadi B. Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana Prenada : Jakarta ; 2013.
Kuniasih, Dedeh. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Gramedia : Jakarta ; 2010.
AMERTA NUTR by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.