Studi Karakteristik Siswi Penerima Program Tablet Tambah Darah sebagai Antisipasi Stunting

Studi Karakteristik Siswi Penerima Program Tablet Tambah Darah sebagai Upaya Pencegahan Anemia pada Remaja

anemia remaja putri siswi sekolah stunting tablet tambah darah

Penulis

  • Guntari Prasetya
    guntari.prasetya@stikesmitrakeluarga.ac.id
    STIKES Mitra Keluarga, Pengasinan Road, Rawa Semut, Margahayu, East Bekasi, Bekasi, Indonesia, Indonesia https://orcid.org/0000-0001-6931-6650
  • Ali Khomsan Department of Community Nutrition, Faculty of Human Ecology, IPB University, Bogor, Indonesia, Indonesia
  • Hadi Riyadi Department of Community Nutrition, Faculty of Human Ecology, IPB University, Bogor, Indonesia, Indonesia
  • Faisal Anwar Department of Community Nutrition, Faculty of Human Ecology, IPB University, Bogor, Indonesia, Indonesia
December 23, 2022

Latar Belakang: Upaya percepatan penurunan stunting melibatkan intervensi gizi spesifik dan sensitif. Remaja putri (siswi) sekolah merupakan kelompok sasaran dalam penurunan stunting melalui pencegahan anemia. Program Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) merupakan intervensi gizi spesifik dalam pencegahan anemia pada remaja putri.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik siswi sebagai penerima program TTD.

Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan melibatkan sebanyak 123 siswi dari 12 sekolah menengah atas negeri/sederajat di Wilayah Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Karakteristik siswi terdiri dari pengetahuan siswi tentang anemia dan kepatuhan terhadap suplementasi TTD.

Hasil: Pengetahuan siswi tentang anemia sebagian besar (61,8%) berada pada kategori rendah, 30,9% siswi berpengetahuan sedang, dan 7,3% siswi berpengetahuan tinggi. Siswi (44,7%) mengetahui cara untuk mendeteksi anemia adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin dalam darah. Sebanyak 59,3% dan 51,2% siswi mengetahui penyebab anemia adalah kurang asupan zat besi dan kehilangan banyak darah akibat menstruasi. Sebanyak 60-80% siswi telah mengenali gejala dan tanda yang umum dari anemia. Sebagian besar siswi (76,8%) menerima TTD setiap minggu dan sebanyak 41,2% siswi mengakui patuh dalam mengonsumsi TTD dengan tujuan agar tidak anemia (85,1%), sisanya 23,4% dan 14,9% karena diarahkan oleh Guru dan Petugas Puskesmas. Sebanyak 58,8% siswi tidak patuh dengan alasan takut terhadap efek samping, rasa tablet, faktor lupa, dan sudah merasa sehat.

Kesimpulan: Program suplementasi TTD sudah berjalan dan tepat sasaran, namun pemahaman siswi terhadap tujuan, manfaat, dan kepatuhan terhadap suplementasi TTD perlu ditingkatkan.

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 > >>