Perbedaan Dan Pengaruh Indikator Ketahanan Pangan Terhadap Proporsi BBLR Pada Wilayah Pesisir Pulau Jawa (Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung)
Downloads
Background: Food and food production is closely related to food security and nutritional status of a region. There are 9 indicators of food security: stall ratios, store ratios, non-prosperous household ratios, household no-electric ratio, four-wheel access ratios, non-school-age ratio, net open water ratio, ratio of health personnel, and facility ratio sanitation. In addition to availability, the annual poverty rate declines, but is different from that of coastal households. Households in coastal areas have low levels of welfare, this is due to the small share of fish catches to fishermen. Based on Food Security Vulnerability Atlas (FSVA) in 2016, Kabupaten Bangkalan and Tulungagung are categorized as food insecurity areas.
Objective: To analyze the difference between food security indicator with nutritional status (proportion of LBW) in west coastal and south coastal area of East Java Province.
Method: This research is by analyzing secondary data obtained from Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur and Dinas Kesehatan of Kabupaten Bangkalan and Tulungagung. Analysis of influence using linear regression test and difference test using independent t-test.
Result: The test result of independent t-test were found on store ratio variable (0.994), non-school ratio (0.084), ratio of nakes (0.137), and ratio of sanitation facility (0.959).
Conclusion: From the result of the influence test, there is no effect from food security indicator which include the ratio of shop, store ratio, non-prosperous ratio, non electric rt ratio, 4 wheel access ratio, and ratio of sanitation facilities with LBW in Bangkalan and Tulungagung districts. Independent t-test have differences in store ratios, non-school variables, number of nakes and sanitation facilities.
ABSTRAK
Latar Belakang: Pangan dan produksi pangan berkaitan dengan ketahanan pangan dan status gizi suatu wilayah. Terdapat 9 indikator ketahanan pangan yaitu rasio warung, rasio toko, rasio rumah tangga tidak sejahtera, rasio rumah tangga tanpa arus listrik, rasio akses roda 4, rasio anak tidak sekolah, rasio rumah tangga tanpa air bersih, rasio jumlah tenaga kesehatan, dan rasio fasilitas sanitasi. Ketahanan pangan dipengaruhi beberapa aspek, selain aspek ketersediaan, angka kemiskinan tiap tahun juga mempengaruhi status ketahanan pangan. Rumah tangga di wilayah pesisir memiliki tingkat kesejahteraan rendah, hal ini disebabkan adanya pembagian hasil tangkap yang kecil pada nelayan. Berdasarkan Food Security Vulnerability Atlas (FSVA) tahun 2016 wilayah Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung termasuk dalam kategori wilayah rawan pangan, serta masih ditemukan adanya BBLR kedua Kabupaten.
Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan serta pengaruh antara indikator ketahanan pangan pada aspek ketersediaan dengan proporsi BBLR pada wilayah pesisir laut utara dan laut selatan provinsi Jawa Timur.
Metode: Penelitian ini menganalisis data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur serta Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung. Analisis pengaruh menggunakan Uji Regresi liner dan uji perbedaan menggunakan uji-t independent.
Hasil: Analisis uji beda didapatkan hasil yaitu pada variabel rasio toko (0,994), rasio anak tidak sekolah (0,084), rasio jumlah tenaga kesehatan (0,137), dan rasio fasilitas sanitasi (0,959).
Kesimpulan: Dari hasil uji pengaruh tidak terdapat pengaruh dari indikator ketahanan pangan yang meliputi rasio warung, rasio toko, rasio rumah tangga tidak sejahtera, rasio rumah tangga tanpa arus listrik, rasio akses roda 4, rasio anak tidak sekolah, rasio rumah tangga tanpa air bersih, rasio jumlah tenaga kesehatan, dan rasio fasilitas sanitasi dengan proporsi BBLR di Kabupaten Bangkalan dan Tulungagung. Hasil uji beda dari Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung terdapat perbedaan pada variabel rasio toko, anak tidak sekolah, jumlah nakes dan fasilitas sanitasi.
Subagio, A. Modified cassava flour
(MOCAL) sebagai ketahanan pangan
nasional berbasis potensi lokal. J. Teknol.
Dan Kejuru. 14, 92–103 (2008).
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan
Tingkat Desa Provinsi Jawa Timur. (2016).
Mun'im, A. Analisis Pengaruh Faktor Ketersediaan, Akses, Dan Penyerapan
Pangan Terhadap Ketahanan Pangan Di
Kabupaten Surplus Pangan: Pendekatan
Partial Least Square Path Modeling. J.
Agro Ekon. 30, 41–58 (2012).
Badan Pusat Statistik. Berita Resmi
Statistik: Profil Kemiskinan di Jawa Timur
September 2016. (2017).
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi
Jawa Timur. Statistik Perikanan Provinsi
Jawa Timur tahun 2013. (2013).
Romadhon, A. & Sucipto. Pemetaan
Potensi Komoditas dan Rancangan
Pengembangan Di Kecamatan Blega,
Bangkalan Madura. Agrovigor 3, 146–156
(2010).
Suhartono. Indikator dan Pemetaan
Daerah Rawan Pangan Dalam Mendeteksi
Kerawanan Pangan di Kecamatan Tanjung
Bumi Kabupaten Bangkalan. Bangkalan.
EMBRYO 7, (2010).
Hapsari, N. I. & Rudiarto, I. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kerawanan dan
Ketahanan Pangan dan Implikasi
Kebijakannya di Kabupaten Rembang. J.
Wil. dan Lingkung. 5, 125 (2017).
Dinas Kesehatan Bangkalan. Profil
Kesehatan Kabupaten Bangkalan. (2015).
Dinas Kesehatan Tulungagung. Profil
Kesehatan Kabupaten Tulungagung.
(2015).
Suryati. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Bblr Dl Wilayah
Kerja Puskesmas Air Dingin Tahun 2013. J.
Kesehat. Masy. Andalas 8, 72–78 (2014).
Diniyah Nashihatu, Rahayu Atikah, M.
Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan
Berat Badan Bayi Lahir rendah Wilayah
Kerja Puskesmas Martapura Kabupaten
Banjar. J. Publ. Kesehat. Masy. Indones. 3,
–105 (2016).
Damanik, R. Kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya. (2011).
Anita, S. Pengaruh Status Sosial ekonomi,
budaya, dan pemeriksaan kehamilan
Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja
Puskesmas Pancur Batu Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2012. J. Kesehat. Masy.
dan Lingkung. Hidup 1, 1–6 (2014).
Nuryani, N. & Rahmawati, R. Kejadian
Berat Badan Lahir Rendah di Desa Tinelo
Kabupaten Gorontalo dan Faktor yang
Memengaruhinya. J. Gizi dan Pangan 12,
–54 (2017).
Prisusanti, R. D. PATH ANALYSIS FAKTORFAKTOR
YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR
RENDAH DI RSUD BANGIL KABUPATEN
PASURUAN JAWA TIMUR. Wijaya Kusuma
Malang J. 1, 23–31 (2017).
Budiman, Riyanto Agus, Juhaeriah Juju, H.
G. Faktor Ibu yang Berhubungan dengan
Berat Badan Bayi Lahir di Puskesmas
Garuda Tahun 2010. J. Kesehat. Kartika
–12 (2010).
AMERTA NUTR by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.