Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Aktivitas Sedentari dengan Status Gizi Lebih pada Anak Sekolah Dasar
Downloads
Background: Overnutrition status can be influenced by multifactor such as behaviors are eating habits, physical activity, sedentary activity, and genetic.
Objectives: Analyze the relationship between of physical activity and sedentary activity with overnutrition status of elementary students.
Methods: The study using a case control design, with respondents were 22 students in overnutrition status group and 22 students in normalnutrition status group. Simple random sampling was used this study. Data were collected throught direct interview using Physical Activity Questionnare-Children (PAQ-C) to record respondent's physical activity, and Adolescent Sedentari Activity Questionnaire (ASAQ) to record respondent's sedentary activity. Analysis data using Chi-Square test for physical activity and Spearman test for physical activity.
Results: The result showed that there was a relationship between physical activity with overnutrition status (p=0.016) and an OR=0.218 with CI 95% (0.061 – 0.775) which mean that student who did physical activity with good category at risk 0.218 times less to be overnutition status. As for sedentary activity (p=0.026) with OR=5.5 and CI 95% (1.145–17.679), which mean students who did sedentary activity more than 5 hour at risk 4.5 times greater than to be overnutrition status compared with students who did physical activity less than 2 hour.
Conclusion: The low of physical activity and high of sedentary activityin elementary students were related with overnutrition status. Student with overnutrition status must be increase physical activity and reduced sedentary activity.
ABSTRAK
Latar Belakang: Status Gizi Lebih disebabkan oleh multifaktor yaitu faktor perilaku seperti kebiasaan makan, aktivitas fisik, aktivitas sedentari, dan faktor genetik.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik serta aktivitas sedentari dengan status gizi lebih pada anak usia sekolah dasar.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain case control, dengan sampel 22 anak kelompok status gizi lebih dan 22 anak kelompok status gizi normal. Simple random sampling merupakan metode yang digunakan dalam pengambilan sampel. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara langsung dengan bantuan kuesioner PAQ-C (Physical Activity Questionnare-Children) untuk mencatat aktivitas fisik, dan kuesioner ASAQ (Adolescent Sedentari Activity Questionnaire) untuk mencatat aktivitas sedentari. Data dianalisis dengan uji statistik Chi-Square untuk aktivitas fisik dan Spearman untuk aktivitas sedentari.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan status gizi lebih (p 0,016) didapatkan nilai OR= 0,218 dengan CI 95% (0,061 – 0,775) dapat diartikan bahwa siswa yang melakukan aktivitas fisik dengan kategori baik beresiko 0,218 kali lebih kecil mengalami status gizi lebih. Sedangkan, untuk aktivitas sedentari (p= 0,026) dengan nilai OR = 4,5 dan CI 95% (1,145 – 17, 679) artinya siswa yang melakukan aktivitas sedentari > 5 jam maka memiliki kecenderungan 4,5 kali lebih besar untuk mengalami status gizi lebih dibandingkan dengan siswa yang melakukan aktivitas sedentari < 2 jam.
Kesimpulan: Rendahnya aktivitas fisik dan tingginya aktivitas sedentari pada anak sekolah dasar berhubungan dengan masalah status gizi lebih. Siswa dengan status gizi lebih sebaiknya melakukan aktivitas fisik lebih banyak lagi, dan mengurangi kegiatan yang kurang gerak.
Rahman Usep Basuki, Handoyo, P. R. Hubungan Obesitas Dengan Risiko Obstructive Sleep Apnea (OSA) Pada Remaja. J. Ilm. Kesehat. Keperawatan 8, 44–56 (2012).
Devito, N. J., French, L. & Goldacre, B. Trends in Obesity and Severe Obesity Prevalence in US Youth and Adults by Sex and Age , 2007-2008 to 2015-2016. Am. Med. Assoc. 319, 1723–1725 (2018).
M Zamzani, Hamam Hadi, D. A. Aktivitas fisik berhubungan dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar. J. Gizi dan Diet. 4, 123–128 (2016).
Izabel Cristina da Silva Vargas, Rosely Sichieri, Gilza Sandre-Pereira, G. V. da V. Evaluation of an obesity prevention program in. Rev Saude Publica 45, 1–9 (2011).
Kemenkes. Riset Kesehatan Dasar. (2013).
Enza Sidoti, P. & Mangiaracina, Gabriele Paolini, G. T. Body Mass Index , family lifestyle , physical activity and eating behavior on a sample of primary school students in a small town of Western Sicily. Ital. J. Public Health 6, 205–217 (2009).
Setyoadi, Ika Setyo Rini, T. N. Hubungan Penggunaan Waktu Perilaku Kurang Gerak (Sedentary Behaviour) Dengan Obesitas Pada Anak Usia 9-11 Tahun Di Sd Negeri Beji 02 Kabupaten Tulungagung. J. Ilmu Keperawatan 3, 155–167 (2015).
Dina D'Addesa, Laura D'Addezio, Deborah Martone, Laura Censi, Alessandra Scanu, Giulia Cairella, Amedeo Spagnolo, and ettore M. Dietary Intake and Physical Activity of Normal Weight and Overweight / Obese Adolescents. Int. J. Pediatr. 36, 9 (2010).
Mochamad Khusnul Yaqin, F. N. Prevalensi Obesitas Pada Anak Usia Sd Menurut Imt/U Di Sd Negeri Ploso II No 173 Surabaya. J. Pendidik. Olahraga dan Kesehat. 02, 114–118 (2014).
Rumida. Pengaruh Perilaku Makan dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Pada Pelajar di SMU Methodist Medan. Wahana Inov. 3, 6–13 (2014).
Kowalski, K. C. & Ph, D. The Physical Activity Questionnaire for Older Children ( PAQ-C ) and Adolescents ( PAQ-A ) Manual. (2004).
Hardy, L. L., Booth, M. L. & Okely, A. D. The reliability of the Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ). Prev. Med. (Baltim). 45, 71–74 (2007).
Putra, W. N. Hubungan Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Aktivitas Sedentari dengan Oveweight di SMA Negeri 5 Surabaya. (Universitas Airlangga, 2017).
Ermona, N. D. N. & Wirjatmadi, B. Hubungan Aktivitas Fisik Dan Asupan Gizi Dengan Status Gizi Lebih Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Sdn Ketabang 1 Kota Surabaya Tahun 2017. Amerta Nutr. 2, 97–105 (2018).
Hendro Bidjuni, Sefti Rompas, M. I. B. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Usia 8-10 Tahun Di SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado. J. keperawatan 2, 1–7 (2014).
Marshall, SJ, SJH Biddle, Gorely, T, Cameron, N, Murdey, and I. Relationships between media use, body fatness and physical activity in children and youth: A meta-analysis. Int. J. Obes. 28, 1238 –1246 (2004).
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. (PT Gramedia Pustaka Utama, 2003).
Kreuser, F. & K. Kromeyer- Hauschild, A. Gollhofer, U. Korsten-Reck, K. R. Analysis of the Association between Weight Status and Physical Activity in Children. J. Obes. 8 (2013).
Mejbah Uddin Bhuiyan, S. Z. & T. A. Risk factors associated with overweight and obesity among urban school children and adolescents in Bangladesh: a case–control study. BMC Pediatr. 13, 72 (2013).
Angel Lolita Danari, Nelly Mayulu, F. O. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Sd Di Kota Manado. ejournal keperawatan 1, 4–7 (2013).
Dencker, M., Thorsson, O., Karlsson, M. K., Lindén, C., Wollmer, P., & Andersen, L. B. Daily physical activity related to body fat in children aged 8-11 years. J. Pediatr. 1, 38–42 (2006).
Miko, A. & Dina, P. B. Hubungan Pola Makan Pagi dengan Status Gizi pada Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Aceh. AcTion Aceh Nutr. J. 1, 83 (2016).
Biddle, stuart J.H., natalie Pearson, Gemma M. Ross, R. B. Tracking of sedentary behaviours of young people: A systematic review. Prev. Med. (Baltim). 51, 345–351 (2010).
Andi Imam Arundhana, Hamam Hadi, M. J. Perilaku sedentari sebagai faktor risiko kejadian obesitas pada anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. J. Gizi dan Diet. Indones. 1, 71–80 (2013).
Shang, L. & Wang, Jiawei, Jennifer O'Loughlin, Angelo Tremblay, Marie-ève Mathieu, Mélanie Henderson, K. G. Screen time is associated with dietary intake in overweight. Prev. Med. Reports J. 2, 265–269 (2015).
Nicolas Stettler, Babette S. Zemel, S. K. & Stallings, V. A. S. Infant Weight Gain and Childhood Overweight Status in a Multicenter, Cohort Study. Pediatrics 109, (2002).
AMERTA NUTR by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.