Pendidikan Gizi Gemar Makan Ikan Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu tentang Pencegahan Stunting Di Desa Gempolmanis Kecamatan Sambeng Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur
Downloads
Background: Stunting is one of nutritional problem that causes long-term health problems. Based on the result of Riskesdas, there has been an increase in stunting prevalence from 35,6% in 2010 to 37,2% in 2013 which means that 1 in 3 indonesian children are stunting. Lamongan was one of hundred's stunting priority regency in Indonesia. This study aims to analyze the effect of nutrition education to incerase mother's knowledge related stunting.
Objective: The method used in this research is Quasi Experiment by designing one group pre-test and post-test design. The sampling technique used was total sampling method in which all mothers with children aged 0 - 59 months in Gempolmanis village, Sambeng District, Lamongan Regency. The Gempolmanis village was purposively chosen.
Methods: The dependent T test was used to determine the effect of nutrition education on maternal knowledge. The response rate of this study was 86.4%.
Results: The results showed at the beginning of the session, the majority of mothers still had sufficient knowledge (57.9%) and less (36.8%). Only 5.3% have good nutrition knowledge, but after nutrition education, 68.4% of mothers have a good level of knowledge related to stunting. The mean score before nutrition education was 60.5 + 18.9 and increased to 88.4 + 13.8 after nutrition education (p <0.05).
Conclusion: It can be concluded that nutrition education can significantly increase maternal knowledge related to the prevention of stunting in children at the golden age. Regular nutrition education by the nutrition officer or posyandu cadre needs to be done as an effort to improve stunting.
ABSTRAK
Latar belakang : Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi dengan dampak kesehatan yang serius. Hasil riskesdas terbaru di tahun 2018 menunjukkan prevalensi stunting sebesar 30,8%, yang artinya 1 dari 3 anak indonesia masih mengalami stunting. Kabupaten Lamongan merupakan satu dari 100 kabupaten prioritas stunting di Indonesia.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian pendidikan gizi terhadap pengetahuan ibu tentang Pencegahan Stunting.
Metode : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan one group pre-test and post-test design. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling yaitu mengambil semua ibu dengan balita usia 0 – 59 bulan di desa Gempolmanis, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan sebanyak 22 ibu balita. Pemilihan desa Gempolmanis dipilih secara purposive. Uji T dependen digunakan untuk mengukur perbedaan tingkat pengetahuan ibu setelah diberikan pendidikan gizi. Response rate penelitian ini sebesar 86,4%.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan pada awal sesi sebelum diberikan pendidikan gizi tentang stunting, mayoritas ibu masih memiliki pengetahuan yang cukup (57,9%) dan kurang (36,8%). Hanya 5,3% yang memiliki pengetahuan gizi baik, namun setelah edukasi gizi, 68,4% ibu memiliki tingkat pengetahuan baik. Rerata skor sebelum edukasi sebesar 60,5 + 18,9 dan meningkat menjadi 88,4 + 13,8 setelah edukasi gizi (P<0.05).
Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa pendidikan gizi secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan ibu terkait pencegahan stunting pada anak di usia golden period. Pemberian edukasi gizi secara berkala baik oleh petugas gizi puskesmas maupun kader posyandu perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan stunting.
Unicef. Gizi Ibu & Anak. Unicef Indones. 2012;1–6.
Sjarif DR, Yulianti K, Lestari ED, Sidiartha IGL, Nasar SS, Mexitalia M. Rekomendasi Praktik Pemberian Makan Berbasis Bukti pada Bayi dan Batita di Indonesa untuk Mencegah Malnutrisi. 1st ed. Jakarta: UKK Nutrisi dan Penyakit Petabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2015.
TNP2K. 100 Kabupaten/ Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). 1st ed. Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 2017.
KEMENKES. RISET KESEHATAN DASAR tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehtan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013; 2013.
Kemiskinan, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan. "100 kabupaten/kota prioritas untuk intervensi anak kerdil (stunting)." Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan(2017).
Adani FY, Nindya TS. Perbedaan Asupan Energi, Protein, Zink, dan Perkembangan pada Balita Stunting dan non Stunting. Amerta Nutrition. 2017 Oct 23;1(2):46-51.
Diabetes, RSCM Pusat, and Lipid Jakarta. "Daftar Bahan Makanan Penukar." Ja ka rta (2010).
Balitbangkes. Laporan Studi Diet Total 2014. 2015. Jakara: Balitbangkes Kemenkes RI
Ditjen PDSPKP (Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan). Konsumsi Ikan 2010 - 2015.
Depkes RI. Ikan untuk ketahanan pangan dan gizi. 2015. Diakses di http://gizi.depkes.go.id/ pada 3 Februari 2017.
Khomsan, Ali., Faisal Anwar1 dan Eddy S. Mudjajanto. Pengetahuan, Sikap, Dan Praktek Gizi Ibu Peserta Posyandu. Jurnal Gizi dan Pangan, Maret 2009 4(1): 33 – 41
Budiastutik dan Rahfiludin. Faktor Risiko Stunting pada anak di Negara Berkembang. Amerta Nutr (2019) 122-126
Yisak, H., Gobena, T. & Mesfin, F. Prevalence and risk factors for under nutrition among children under five at Haramaya district, Eastern Ethiopia. BMC Pediatr. 1–7 (2015). doi:10.1186/s12887-015-0535-0
WHO. Leveraging diverse stakeholders to tackle all forms of malnutrition: Lessons from the SUN Movement. November, 2019. Available at https://www.who.int/nutrition/events/2018-fpgh-workshop-nutrition-against-ncd-16nov-presentation-EdwynShiell-SUN.pdf?ua=1
Aridiyah , FO., Ninna Rohmawati., Mury Ririanty. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3 (no. 1) Januari 2015.
Suiraoka I, Kusumajaya A dan Larasati N. Perbedaan Konsumsi Energi, Protein, Vitamin A dan Frekuensi Sakit Karena Infeksi Pada Anak Balita Status Gizi Pendek (Stunted) dan Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Karangasem I. JIG. Februari 2011: Vol (2): 74-82. Available from: http://poltekkes-denpasar.ac.id/
Dewi, Maryati., Mimin Amina. Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Feeding Practice Ibu Balita Stunting Usia 6-24 Bulan. Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2016, Vol.3 No.1 Suplemen : 1 – 8
Izwardy, Doddy. Praktik Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) Untuk Perubahan Perilaku Pemenuhan Asupan Gizi Anak Dalam Upaya Pencegahan Stunting. November, 2018. Diakses melalui http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_60248a365b4ce1e/files/1PAPARAN-STUNTING-DIR.GIZI_1222.pdf
Kementrian Kesehatan. Makanan Sehat untuk Bayo. 2013. Diakses pada depkes.go.id
Tessema, Masresha., Nilupa S. Gunaratna, Inge D. Brouwer , et al. Associations among High-Quality Protein and Energy Intake, Serum Transthyretin, Serum Amino Acids and Linear Growth of Children in Ethiopia. Nutrients 2018, 10, 1776; doi:10.3390/nu10111776
Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/319/KPTS/013/2010 tentang Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (FORIKAN) Provinsi Jawa Timur
Andriani, Wa Ode Sri., Farit Rezal., WD. ST. Nurzalmariah. Perbedaan Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi Ibu Sesudah Diberikan Program Mother Smart Grounding (MSG) Dalam Pencegahan Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, VOL. 2/NO.6/ MEI 2017; ISSN 250-731X
Izawrdy, Doddy. Kebijakan dan Strategi Penanggulangan Stunting di Indonesia. Disampaikan dalam FGD Skrining Malnutrisi pada Anak di Rumah Sakit. Jakarta, 2019.
Rachim AN, Pratiwi R. Hubungan Konsumsi Ikan Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2-5 Tahun. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 2017;6(1):36-45.
AMERTA NUTR by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.