Perbedaan Kadar Hemoglobin, Asupan Zat Besi, dan Zinc pada Balita Stunting dan Non Stunting
Downloads
Background: Stunting is a chronic nutritional problem in children cause growth retardation which caused by poor parenting and inadequate intake. Low intake of macro nutrient and micro nutrient can affect to stunting in toddler.Intake of iron and zinc affect the incidence of stunting because iron and zinc affect growth hormone. In addition, low iron intake can affect hemoglobin levels in the body
Objectives: The purpose of this study was to analyze the differences of hemoglobin level, iron and zinc intake in stunting and non stunting toddler.
Methods: The research was an observational analytic with cross sectional design. The sample of this study were 42 toddler12-24 months in Tambak Wedi Public Health Center, Kenjeran Sub-district, Surabaya, 21 toddler each stunting and non stunting. The data were collected by measuring height, food recall 2x24 hours, and blood sampling for hemoglobin measurement with cyanmethemoglobin method. The data were analyzed using chi square test and fisher test.
Results: The result of this study showed there was difference of hemoglobin level (p=0.009), iron intake (p=0.004), and zinc intake (p=0.000)
Conclusion: Stunting toddler have a lower hemoglobin level, iron and zinc intake more than non stunting toddler. Mother of toddler should have to increase the variant food source iron and zinc to prevent stunting in the future.
ABSTRAK
Latar belakang: Stunting merupakan masalah gizi kronis pada anak-anak yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan linear anak dan diakibatkan oleh pola asuh dan asupan yang rendah.Rendahnya asupan zat gizi makro maupun mikro dapat mempengaruhi kejadian stunting pada balita. Asupan zat besi dan zinc dapat mempengaruhi kejadian stunting karena zat besi dan zinc mempengaruhi hormon pertumbuhan. Selain itu, asupan zat besi yang rendah dapat mempengaruhi kadar hemoglobin dalam tubuh.
Tujuan: Menganalisis perbedaan kadar hemoglobin dan asupan zat besi serta zinc dari makanan pada balita stunting dan non stunting.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel terdiri dari 42 balita berusia 12-24 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Kecamatan kenjeran Surabaya, balitastunting dannonstunting masing-masing sebesar 21 sampel.Pengumpulan data menggunakan pengukuran tinggi badan, food recall 2x24 jam, dan pengambilan sampel darah untuk pengukuran kadar hemoglobin menggunakan metode cyanmethemoglobin. Data dianalisis menggunakan chi square test dan fisher test.
Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kadar hemoglobin (p=0,009), asupan zat besi (p=0,004), dan zinc (p=0,000) pada anak stunting dan non stunting.
Kesimpulan: Balita stunting memiliki kadar hemoglobin dan asupan zat besi dan zinc yang lebih rendah daripada balita non stunting. Ibu balita sebaiknya meningkatkan variasi asupan sumber zat besi dan zinc agar dapat mencegah terjadinya stunting di masa yang akan datang.
Kementerian Kesehatan RI, 2016. Situasi Balita Pendek. Jakarta: www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/.../situasi-balita-pendek-2016.pdf [1 Agustus 2017]
Soegianto, S. D. W., andJawawi, 2007. Penilaian Status Gizi dan Baku Antropometri WHO-NCHS. Surabaya: CV. Duta Prima Airlangga.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017. Tahun 2015, Pemantauan Gizi Dilakukan di Seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia. Jakarta: www.depkes.go.id. Tersedia di: www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/.../situasi-balita-pendek-2016.pdf [2 Mei 2017]
Kusudaryati, D. P. D., 2014. Kekurangan Asupan Besi dan Seng Sebagai Faktor Penyebab Stunting pada Anak. Jurnal Profesi, [e-journal]10(1).
Oktarina, Z., and Sudiarti, T., 2013. Faktor Risiko Stunting pada Balita (24-59 bulan) di Sumatera. Jurnal Gizi dan Pangan, [e-journal] 8(3): pp. 175-180.
Anugraheni, H. S., 2012. Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 12-36 bulan di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati [artikel penelitian]. Semarang: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Narendra, M.B. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: PT Sagung Seto
Damayanti, R. A., Muniroh, L., Farapti, 2016. Perbedaan Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Riwayat Pemberian Asi Eksklusif pada Balita Stunting dan Non Stunting. Media Gizi Indonesia [e-journal] 11(1) tahun 2016
Ayoya, M, Ag., Ngnie-Teta, I., Seraphin, M, N., Mamadoultaibou, A., Boldon, E., Saint-Fleur, J, E., Koo, L., Bernard, S., 2013. Prevalence and Risk Factors of Anemia among Children 6-59 Months Old in Haiti. Anemiavol 2013
Gandasoebrata, 2006. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
Welasasih, B. D., and Wirjatmadi, B. R., 2012. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita Stunting. The Indonesian Journal of Public Health, [e-journal] 8(3): pp. 99-104. Tersedia di <http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-2.%20Beberapa%20Faktor%20yang%20Berhubungan%20dengan.pdf> [diakses tanggal 17 April 2017]
Roscha, B.C., Putri, B.S.K., Putri, I.Y.S. (2013). Determinan Status Gizi Pendek Anak Balita dengan Riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2007-2010). Jurnal Ekologi Kesehatan, 12(3) 195–205. Diakses dari http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/ download/3866/3716.
Aridiyah, F, O., Rohmawati, N., Ririanty, M., 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pendesaan dan Perkotaan. E-Jurnal Pustaka Kesehatan [e-journal] 3(1) Januari 2015
Fikrina, L. T., 2017. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Kejadian Stunting pada Balita 24-59 Bulan di Desa Karangrejek Wonosari Gunung Kidul. Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Sumedi, A. and Sandjaja.2015. Asupan Zat Besi, Vitamin A, dan Zink Anak Indonesia Umur 6-23 Bulan (Low Iron, Vitamin A, And Zinc Intake Of 6-23-Month-Old Indonesian Children). Penelitian Gizi dan Makanan [e-journal] Vol 38 (2):167-175
Lawless, S.W., Latham, M.C., Stephenson, L.S., Kinoti, S.N. and Pertet, M.A. 1994. Iron Suplementation Improves Appetite and Growth in Anemic, Kenyan Primary School Children. J.of.Nutr. 124:645-654.
Kusudaryati, D. P. D., 2014. Kekurangan Asupan Besi dan Seng Sebagai Faktor Penyebab Stunting pada Anak. Jurnal Profesi, [e-journal]10(1).
AMERTA NUTR by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.