Perbedaan Pola Asuh dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi pada Balita Stunting dan Non-Stunting di Wilayah Pesisir Kabupaten Probolinggo
Downloads
Background: Stunting was still found in coastal areas, whereas people there had greater opportunities to consume fish which is contain high animal protein to prevent stunting.
Objectives: To analyze differences in parenting and nutrient adequacy level on stunting and non-stunting toddlers in the coastal area of Probolinggo District.
Methods: This study was a case-control design, which conducted in the village of Pajurangan included Puskesmas Gending. The total sample were 46 toddlers (24-59 months old) divided into cases group (stunting) and control group (non-stunting) with each of group 23 toddlers, that chosen by simple random sampling method from 194 population of toddlers. Data collection included toddler height measurements with microtoise by researchers as well as the questionnaires parenting and SQ-FFQ. Data were analyzed using the Chi-Square test by Odds Ratio (OR).
Results: 60.9% stunting group have parenting feeding medium category, but parenting basic health care have good parenting category (91.3%). Most of adequacy level of energy (60.9%), protein (65.2%) and zinc (56.5%) in stunting group were less category, whereas vitamin A was enough category (65.2%).Therefore, there were differences in parenting feeding (p=0.002; OR=10.37; 95%CI=2.374-45.301) and energy adequacy level (p=0.037; OR=4.407; 95%CI=1.26-15.414), protein (p=0.001; OR=12.5; 95%CI=2.828-55.254) and zinc (p=0.015; OR=6.175; 95%CI=1.589-23.993) on stunting and non-stunting toddlers. However, there were no differences in parenting basic health care (p=0.662) and adequacy of vitamin A (p=0.314) on stunting and non-stunting toddlers.
Conclusions: Improper parenting and toddler with inadequate levels of energy, protein and zinc had greater risk of stunting compared to toddlers suffered enough.
ABSTRAK
Latar Belakang: Stunting masih terjadi di daerah pesisir, padahal masyarakat tersebut memiliki peluang lebih besar mengkonsumsi ikan yang kaya protein sehingga dapat mencegah stunting.
Tujuan: Menganalisis perbedaan pola asuh dan tingkat kecukupan zat gizi pada balita stunting dan non-stunting di wilayah pesisir Kabupaten Probolinggo.
Metode: Desain studi yang digunakan adalah case-control. Penelitian dilakukan di desa pesisir yaitu Desa Pajurangan, wilayah kerja Puskesmas Gending. Total sampel adalah 46 subjek balita berusia 24-59 bulan, terbagi menjadi 23 balita kelompok stunting dan 23 balita kelompok non-stunting. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dari total populasi 194 balita. Pengumpulan data meliputi pengukuran tinggi badan balita dengan mikrotoa oleh peneliti serta wawancara kuesioner pola asuh dan Semi Quantitative Food Frequency Questionnare (SQ-FFQ). Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan melihat Odds Ratio (OR).
Hasil: 60,9% kelompok stunting memiliki pola asuh pemberian makan kategori sedang, sedangkan pola asuh perawatan kesehatan dasar kategori baik (91,3%). Tingkat Kecukupan energi (60,9%), protein (65,2%) dan seng (56,5%) pada kelompok stunting kategori kurang, sedangkan vitamin A kategori cukup (65,2%). Terdapat perbedaan pola asuh pemberian makan (p=0,002; OR=10,37; 95%CI=2,374-45,301), tingkat kecukupan energi (p=0,037; OR=4,407; 95%CI=1,26-15,414), protein (p=0,001; OR=12,5; 95%CI=2,828-55,254) dan seng (p=0,015; OR=6,175; 95%CI=1,589-23,993) pada balita stunting dan non-stunting. Tidak terdapat perbedaan pola asuh perawatan kesehatan dasar (p=0,662) dan tingkat kecukupan vitamin A (p=0,314) pada balita stunting dan non-stunting.
Kesimpulan: Pola asuh pemberian makan serta tingkat kecukupan energi, protein dan seng yang kurang berisiko lebih besar balitanya mengalami stunting dibanding kelompok yang cukup
Harjatmo, T., Par'i, H. & Wiyono, S. Penilaian Status Gizi. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
R.I., K. K. Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. (Ditjen. Kesehatan Masyarakat, 2018).
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Buku saku desa dalam penanganan stunting. Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting 2–13 (2017).
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. (EGC, 2012).
Rahmayana, Ibrahim, I. & Damayanti, D. Hubungan Pola Asuh dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar Tahun 2014. (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2014).
Leo, A. R., Subagyo, H. W. & Kartasurya, M. I. FAKTOR RISIKO STUNTING PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH GUNUNG DAN PESISIR PANTAI Risk Factors of Stunting among Children Aged 2-5 Years in Ridge And Coastal kerja Puskesmas Oelbiteno Kecamatan. J. Gipas 2, (2018).
Picauly, I., Sarci, D. & Toy, M. ANALISIS DETERMINAN DAN PENGARUH STUNTING TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DI KUPANG DAN SUMBA TIMUR, NTT (The Determinant Analysis and the Impact of Stunting for School Children School Performance in Kupang and Sumba Timur, NTT). J. Gizi dan Pangan, 8, 55”62 (2013).
Anindita, P. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein & Zinc Dengan Stunting (Pendek) Pada Balita Usia 6 – 35 Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. J. Kesehat. Masy. 1, 1–10 (2012).
Mikhail, Z. A., Sobhy, H. M. & ElSayed, H. . Effect of Nutritional Status on Growth Pattern of Stunted Preschool Children in Egypt. Acad. J. Nutr. 2, 1–09 (2013).
RI, K. K. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013).
RI, K. K. Hasil Utama Riskesdas 2018. (Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018).
WHO. WHO global database on child growth and malnutrition. (World Health Organization, 1997).
R.I., K. K. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2016. (Ditjen. Kesehatan Masyarakat, 2017).
Kementerian, K. Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. (Ditjen. Kesehatan Masyarakat, 2018).
Probolinggo, D. K. K. Hasil Bulan Timbang Februari 2018. (Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi, 2018).
Firmansyah & Farhan, M. Analisis Pola Konsumsi Daging Sapi pada Masyarakat Pesisir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. J. Ilmu-Ilmu Peternak. 17, 62–69 (2014).
Gending, P. Laporan Hasil Kegiatan Bulan Timbang Agustus Tahun 2018. (Bidang Gizi, 2018).
Lemeshow, S., Hosmer, D., Klar, J. & Lwanga, S. Adequacy of Sample Size in Health Studies. (John Wiley Sons Ltd, 1990).
Adelina, M. Hubungan Pengetahuan Gizi dan 1000 HPK Ibu serta Pola Asuh dengan Status Gizi Balita (BB/U) di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. (Institut Pertanian Bogor, 2018).
Lubis, R. Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2008. (Universitas Sumatra Utara, 2008).
Ulfa, M. & Latifah, M. Hubungan pola asuh makan, pengetahuan gizi, presepsi dengan kebiasaan makan sayuran ibu rumah tangga di perkotaan dan pedesaan Bogor. Media Gizi dan Kel. 31, 30–41 (2007).
Gibson, R. S. Principles of Nutritional Assessment. (Oxford University Press, 2005).
Wawan, A. & Dewi, M. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. (Nuha Medika, 2010).
Adriani, M. & Wirjatmadi, B. Gizi dan Kesehatan Balita Peranan Mikro Zinc pada Pertumbuhan Balita. (Kencana, 2014).
Fajrina, N. Hubungan Faktor Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul. (Universitas Aisyiyah Yogyakarta, 2016).
Sulistyoningsih, H. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu. (2011).
Altare, C., Delbiso, T. D., Mutwiri, G. M., Kopplow, R. & Guha-Sapir, D. Factors associated with stunting among pre-school children in southern highlands of Tanzania. J. Trop. Pediatr. 62, 390–408 (2016).
TNP2K. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak kerdil (Stunting). (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2017).
Pratiwi T. D. , Masrul, Y. E. Hubungan pola asuh ibu dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang. J. Kesehat. Andalas 5, 661–665 (2016).
Noviyana, A. & Purwatis. Pola Asuh Hubungannya dengan Status Gizi Batita di Desa Sokawera Wilayah Kerja Puskesmas Patikraja Banyumas. in jurnal Temu Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. (2016).
Damayanti, R. A., Muniroh, L. & Farapti. Pemberian Asi Eksklusif Pada Balita Stunting Dan NonStunting. Media Gizi Indones. 11, 61–69 (2016).
Fatimah, N. S. H. & Wirjatmadi, B. Tingkat Kecukupan Vitamin a, Seng Dan Zat Besi Serta Frekuensi Infeksi Pada Balita Stunting Dan Non Stunting. Media Gizi Indones. 13, 168 (2018).
Adani, F. & Nindya, T. Perbedaan Asupan Energi, Protein, Zink, dan Perkembangan pada Balita Stunting dan non Stunting. Amerta Nutr. 1, 46–51 (2017).
Sari, E., Juffrie, M., Nurani, N. & Sitaresmi, M. Protein, calcium and phosphorus intake of stunting and non stunting children aged 24-59 months. J. Gizi Klin. Indones. 12, 152–159 (2016).
AMERTA NUTR by Unair is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
1. The journal allows the author to hold the copyright of the article without restrictions.
2. The journal allows the author(s) to retain publishing rights without restrictions
3. The legal formal aspect of journal publication accessibility refers to Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA).
4. The Creative Commons Attribution Share-Alike (CC BY-SA) license allows re-distribution and re-use of a licensed work on the conditions that the creator is appropriately credited and that any derivative work is made available under "the same, similar or a compatible license”. Other than the conditions mentioned above, the editorial board is not responsible for copyright violation.